Pemantau Independen Nilai KPU Makassar Abaikan Pemilih di Lapas

Kamis, 28 Juni 2018 - 01:09 WIB
Pemantau Independen Nilai KPU Makassar Abaikan Pemilih di Lapas
Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Makassar memantau Pilkada Sulsel 2018 menemukan sejumlah catatan merah. Foto : Mustafa Layong/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Makassar yang merupakan lembaga independen memantau Pilkada Sulsel 2018 menemukan sejumlah catatan merah.

Terutama kinerja KPU Sulsel maupun Makassar yang mengabaikan daftar pemilih tetap (DPT) yang ada di lembaga permasyarakatan. Sebab hingga hari pencoblosan tidak melakukan sosialisasi, padahal terdapat banyak aturan baru pada PKPU.

Koordinator Relawan Pemantau Pilkada, Andi Rahmat Hidayat menerangkan, pada pemantauan pilkada di dua TPS di Lapas Klas 1 Makassar masih terdapat sejumlah catatan. Terutama hasil penghitungan, ditemukan banyak suara batal.

Yakni pada TPS 28 Lapas Makassar, terdapat 44 suara batal, dari 339 suara sah. Sementara untuk pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) memperoleh 221 suara dan kolom kosong memperoleh 74 suara.

"Jumlah suara batal yang banyak membuat kita menilai ini karena kurang sosialisasi. Bahkan ini dari hasil pantauan kami, hingga H-3, kepala lapas yang inisiatif melakukan koordinasi terkait pemilih di lapas," jelas Rahmat saat menggelar siaran pers di Hotel Clarion.

Katanya, kehadiran kolom kosong banyak mempengaruhi suara batal, sebab banyak warga binaan tidak memahami tampakan baru kertas suara yang hanya bergambar satu pasangan calon.

"Mereka tidak mencoblos karena tidak tahu, bingung hanya ada satu calon. Dan kalau memilih kolom kosong mereka tidak sah," jelas Rahmat.

Bahkan katanya, sejumlah warga binaan yang dikonfirmasi usai mencoblos mengaku tidak terpaksa memilih paslon bergambar. Sebab tidak memiliki pilihan dan tidak tahu keberadaan kolom kosong.

"Ada juga kami temui mereka tidak tahu, jadi pilih yang bergambar karena kalaun kosong dikira batal. Ada juga yang memilih tidak mencoblos sama sekali," tuturnya.

Di TPS yang sama, untuk pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, hanya terdapat 11 suara batal. Perolehan suaranya dimenangkan paslon Nurdin Halid-Abd Aziz Qahhar (229), Nurdin Abdulah-A Sudirman Sulaiman (55), Ichsan Yasin Limpo-Andi Muzakkar (23) dan terakhir Agus Arifin Numang-Tanribali Lamo (21).

Selain itu, Koordinator Program LSKP Makassar Salma Tandjang menyebut, secara umum hasil pemantauan pilkada di Sulsel menyisahkan catatan merah. Pada pengumpulan data dari relawan pemantau, terdapat kekurangan pada kelengkapan TPS, sejumlah TPS juga ditemukan mulai beraktifitas lewat waktu yang ditentukan, sekira 25 %.

Bukan itu saja, dalam catatan terdapat hampir 6% TPS yang dipantau terdapat pihak yang tidak berkepentingan berada di area TPS."38,3% TPS yang dipantau tidak menyediakan alat bantu atau tamplet untuk pemilih penyandang disabilitas padahal itu sudah diatur dalam UU," keluh Salma.
(bds)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4669 seconds (0.1#10.140)