Amanlison Sembiring Paparkan Tujuan BI sebagai Bank Sentral

Senin, 13 Agustus 2018 - 10:15 WIB
Amanlison Sembiring Paparkan Tujuan BI sebagai Bank Sentral
DIREKTUR BI. Direktur Bank Indonesia (BI), Amanlison Sembiring, menyatakan, sebagai bank sentral, BI memiliki satu tujuan, yakni menjaga kestabilan nilai rupiah. Foto: Suwarny Dammar/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Direktur Bank Indonesia (BI), Amanlison Sembiring, menyatakan, sebagai bank sentral, BI memiliki satu tujuan, yakni menjaga kestabilan nilai rupiah.

Menurutnya, kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang (inflasi) dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain (nilai tukar).

"Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang (inflasi) dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain (nilai tukar)," tegasnya, saat membawakan materi dalam kegiatan Editors Day, di Hotel Sheraton Makassar, Senin (13/8/2018).

Amanlison juga menjelaskan, untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar, yang merupakan tiga bidang tugasnya, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia tidak dapat bekerja sendiri, melainkan membutuhkan sinergi dan kerjasama dari berbagai stakeholders, dimana salah satu aspek penting adalah komunikasi dan ekspektasi.

"Terkait dengan hal tersebut, kami berkeyakinan bahwa peran media sangat krusial dalam mengarahkan ekspektasi yang positif terhadap perekonomian kedepan, memahamkan/edukasi kepada masyarakat terkait kebijakan terkini khususnya yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta mewartakan informasi yang telah dihimpun secara positif,"paparnya.

Dalam kegiatan bertema "Tantangan dan prospek ekonomi kedepan serta upaya mengurangi Current Account Deficit (CAD)" yang digelar oleh BI Sulsel tersebut, Amanlison memaparkan alasan pemilihan tema.

Tema CAD sengaja dipilih karena CAD disebabkan oleh selisih nilai setiap ekspor dan impor barang jasa, termasuk pendapatan memiliki pengaruh langsung kepada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Dimana, untuk Sulawesi Selatan, apabila memperhitungkan migas, neraca perdagangan barang Sulsel sudah
mulai defisit memasuki tahun 2018. Hingga juni 2018, tercatat Sulsel telah melakukan impor sebesar $585.71juta dengan jumlah ekspor sebesar $549.26juta.

Kegiatan itu menghadirkan sejumlah editor dari media cetak, elektronik dan online, di antaranya Dwityapoetra S Besar, yang membawakan materi "Perkembangan Ekonomi & Kebijakan Bank Indonesia Terkini", Bhima Yudhistira, yang membawakan materi "Upaya Menyelesaikan Current Account Deficit, Pengaruhnya terhadap Perekonomian Indonesia dan Kontribusi Daerah dalam Mengatasi Defisit" dan Ahmad Djauhar, dengan materi "Uraian mengenai Praktik Media Masa Kini, Tantangan dan Positioning Editor".

Editor’s Day diharapkan dapat menjembatani komunikasi efektif antar insan media Sulawesi Selatan dan pemangku kebijakan khususnya Bank Indonesia Provinsi Sulsel.
(kem)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7820 seconds (0.1#10.140)