Pekan Ekonomi Syariah Topang Inklusi Berbank Islami

Jum'at, 14 September 2018 - 22:09 WIB
Pekan Ekonomi Syariah Topang Inklusi Berbank Islami
EKONOMI SYARIAH. Bank Indonesia menggelar Pekan Ekonomi Syariah di Mall Ratu Indah 14-16 September, kegiatan ini memberikan literasi perbankan syariah. Foto : Muchtamir Zaide/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Puluhan stand dari berbagai bank syariah di Makassar memenuhi main hall Mal Ratu Indah (MARI) pada Gelaran Pekan Ekonomi Syariah (PES) yang digagas Bank Indonesia (BI) Sulsel. Sedianya akan berlangsung selama tiga hari hingga 16 September pekan ini.

Tak sekedar hadir memajang produk keuangan syariah yang ditawarkan. Ada yang berbeda dari event ini karena perbankan tak lagi didorong untuk memikirkan bagaimana di event ini mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi menambah perolehan Dana Pihak Ketiganya (DPK), tetapi juga dituntut untuk memberikan literasi keuangan pentingnya berbank hingga bagaimana bank itu mampu membantu menggerakkan ekonomi masyarakat melalui peran bank dalam memberikan pinjaman bagi pelaku UMKM.

Makanya, pada beberapa booth tak hanya stand perbankan dihadirkan tapi juga hasil produk UMKM binaan bank ikut andil. Tujuannya tidak lain ingin meyakinkan jika bank itu tak hanya sekedar menyimpan uang tetapi juga bisa memberikan pinjaman dalam mendorong pertumbuhan UMKM masyarakat melalui ragam program lending yang ditawarkan. Beberapa booth yang hadir, booth fashion, produk kuliner dan produk pembiayaan lainnya.

Bagi Bank Indonesia (BI) Pekan Ekonomi Syariah merupakan kelanjutan dari Festival Ekonomi Syariah yang dihelat tahun lalu dengan respon begitu baik. Dimana, tahun lalu kegiatan berhasil menggaet pengunjung sebanyak 30.896 orang, dengan transaksi UMKM dan perbankan selama kegiatan expo mencapai Rp30 miliar.

Kegiatan ini dimeriahkan dengan event Sharia Expo, Seminar, Talkshow, hiburan, pelatihan/edukasi, serta pengenalan pengembangan sektor keuangan sosial secara Islami (Islamic Social Finance) yang meliputi zakat dan wakaf.

Tahun ini, “Optimalisasi Potensi Ekonomi dan Wisata Berbasis Syariah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif”.

Menurut Kepala Bank Indonesia Sulsel, Bambang Kusmiarso, untuk mendukung optimalisasi potensi wisata berbasis syariah perlu adanya dukungan untuk meningkatkan empat aspek utama (4A), yaitu amenity, attraction, accessibility andancillary (organisasi/lembaga pendukung yang mengurus destinasi).

“Pekan Ekonomi Syariah Makassar 2018 yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 September 2018 ini akan menjadi sebuah momentum penting untuk menumbuhkan optimisme seluruh stakeholder strategis, dalam upaya mendorong arah kebijakan pemerintah untuk pemberdayaan ekonomi, khususnya pada sektor kepariwisataan yang terkait dengan sektor-sektor lainnya,” terangnya, Jumat (14/09/2018).

Disamping itu, kata dia, kegiatan Pekan Ekonomi Syariah diharapkan dapat menjadi salah satu stimulus dalam upaya pemberdayaan ekonomi daerah dan menjadikan Sulsel sebagai salah satu penggerak utama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dimana, Pekan Ekonomi Syariah Makassar yang diselenggarakan pada tahun ini mengangkat konsep 3F (food, fashion, dan finance).

Dia merinci, food dan finance berkaitan dengan bagaimana mendorong tumbuhnya industri dan UMKM yang menyediakan amenitas pariwisata syariah Sulsel berupa halal food dan sharia fashion. Sementara, Finance berkaitan dalam hal untuk menunjang bertumbuhnya amenitas dan atraksi, berkembangnya aksesibilitas dan ancillary melalui pembiayaan syariah.

Untuk itu, Sepanjang event ini sampai dengan hari Minggu nanti, akan dilaksanakan berbagai kegiatan dalam mendukung 3F (food, fashion & finance) dimaksud seperti workshop sertifikasi halal untuk UMKM Sulsel, talkshowdengan para entrepreneur muda syariah, sharia fashion show, hijab tutorial, lomba kesenian, dan sharing informasi dari perbankan terkait produk-produk pembiayaan syariah.

“Di sisi lain, kami juga mengharapkan agar penyuguh atraksi seni dan budaya yang bersifat kedaerahan juga dapat lebih dikembangkan menilik potensi yang cukup besar kedepan sebagai salah satu daya tarik wisata,”paparnya.

Dia memaparkan, Sulsel juga cukup besar dan itu patut dimanfaatkan dan masuk dalam top 10 destinasi pariwisata muslim Indonesia, sehingga wisata berbasis syariah perlu terus dikembangkan.

“Sebagai Bank Sentral di Indonesia, Bank Indonesia memiliki visi menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets” dengan salah satu Misi nya yaitu “Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah,”ujarnya.

Untuk itu, kata dia, dalam rangka mencapai Visi dan Misi tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan dan melaksanakan kebijakan, salah satunya terkait pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dengan 3 strategi utama yaitu penguatan ekonomi syariah melalui penguatan kelembagaan, infrastruktur pendukung dan halal value chain.

Kemudian, penguatan Sektor Keuangan Syariah Untuk Pembiayaan, Penguatan Riset, Asesmen dan Edukasi.

Bambang memaparkan, strategi utama tersebut untuk mencapai Visi dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yaitu mendukung terwujudnya Indonesia sebagai Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia melalui berkembangnya ekonomi dan keuangan indonesia yang adil, bertumbuh sepadan, dan berkesinambungan sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Tak hanya itu, di tingkat nasional, kebijakan Bank Indonesia tersebut merupakan bagian dari kerangka koordinasi yang disinergikan dalam wadah KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 91 Tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah.

“Melalui wadah KNKS, berbagai kebijakan dan program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dari berbagai otoritas dan lembaga terkait dapat bersinergi dengan baik sehingga berbagai potensi dan peluang yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal,” paparnya.

Bambang menjelaskan, ekonomi dan keuangan syariah merupakan inisiatif yang strategis dan memiliki potensi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report (2016), Indikator Ekonomi Islam Global (GIEI) Indonesia pada pengukuran tahun 2016 masih menduduki peringkat 10 dari 73 negara. Indikator ini menunjukkan kesehatan dan perkembangan ekosistem Ekonomi Islam saat ini yang meliputi antara lain industri halal food, Islamic finance, halal travel, modest fashion (fashion berbasis syariah), media dan rekreasi halal, serta farmasi dan kosmetik halal.

“Untuk empat indikator dalam perkembangan ekosistem ekonomi islam yaitu halal food, halal travel, modest fashion, serta halal media & recreation, negara Indonesia belum masuk ke sepuluh besar negara dengan ekosistem terbaik,”paparnya.

Indonesia merupakan negara yang masuk 10 besar dalam pengeluaran di bidang industri halal dan pasar utama produk busana muslim, namun belum banyak berperan sebagai produsen atau player di bidang tersebut. Selanjutnya sebagai salah satu negara terbesar di dunia, sudah sewajarnya bangsa kita berbenah diri mengembangkan pariwisata Islami yang sampai dengan saat ini masih belum tergali secara optimal, baik di Indonesia maupun Kawasan Timur Indonesia khususnya Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) Sulsel, Kamaruddin Kammisi memaparkan, PES tentu diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat yang mengarah pada inklusi dan bisa mendorong pada peningkatan asset.

Tapi, saat ini mkonsepnya beda karena sudah menyentuh ekonomi kecil mikro. Dimana, bank hadir dengan mitranya untuk mempromosikan produk syariahnya dalam proses sertifikasi halal. Makanya ada fashion dan food.

“Saat ini pertumbuhan bank syariah terus berjalan, hanya saja tidak signifikan meski peningkatannya naik 5% bila dibandingkan pada 2011 bisa tumbuh hingga 40%. Itu dipengaruhi memang literasi yang masih rendah. Dan juga dipengaruhi kondisi ekonomi, makanya kami berharap ekonomi syariah terus bertumbuh,” tuturnya.

Dia menambahkan, saat ini bank syariah tidak hanya mendorong funding tapi juga lending, makanya pada event PES ada penandatangan pembiayaan dengan ragam fasilitas mulai pembiayaan mikro hingga small medium enterprises.
(bds)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1542 seconds (0.1#10.140)