18 Tewas, Presiden Taiwan Temui Keluarga Kecelakaan Kereta Api

Senin, 22 Oktober 2018 - 10:37 WIB
18 Tewas, Presiden Taiwan Temui Keluarga Kecelakaan Kereta Api
KECELAKAAN KERETA API. Kecelakaan kereta api di Taiwan menyebabkan 18 penumpang tewas dan ratusan lainnya terluka. Foto: REUTERS/Lee Kun Han
A A A
YILAN - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menemui keluarga dari 18 orang yang tewas akibat kecelakaan kereta api di timur laut pulau itu. Kecelakaan itu menewaskan 18 orang dan 187 lainnya terluka.

Pejabat semepat mengatakan, empat gerbong terbalik dalam kecelakaan hari Minggu (21/10/2018), di daerah Yilan dekat pantai, pada rute yang sering dikunjungi oleh para pelancong, setelah delapan gerbong kereta yang membawa 366 penumpang keluar dari rel di tikungan dekat stasiun kereta api.

"Kami benar-benar minta maaf. Anda harus tetap kuat," kata Tsai kepada Chen Yu-Chan, 41, yang anak perempuan satu-satunya, seorang siswa kelas tujuh, meninggal akibat kecelakaan tersebut.

“Kami akan melakukan semua yang kami bisa,” katanya kepada orang lain, yang menangis tersedu-sedu selama kunjungan Tsai ke rumah sakit daerah, seperti dikutip Reuters, Senin (22/10/2018).

Seorang korban terluka merupakan warga Amerika.

Layanan kereta kembali dimulai Senin (22/10/2018) pagi, setelah semua gerbong yang tergelincir dipindahkan ke satu sisi rel.

Penyebab kecelakaan masih belum diketahui. Namun pihak berwenang mengatakan mereka telah melakukan penyelidikan untuk mencari tahu.

"Kereta itu dalam kondisi yang sangat baik," kata Lu Chieh-Shen, wakil kepala administrasi kereta, pada konferensi pers pada Minggu malam.

Ratusan penyelamat dan personel militer bekerja sepanjang malam, menggunakan lampu sorot untuk mencari korban yang selamat, sementara ambulans menunggu di dekatnya untuk membawa yang terluka ke rumah sakit.

Beberapa pekerja penyelamat memberi pertolongan pertama kepada yang terluka, sementara yang lain menggunakan derek untuk mengangkat beberapa mobil usang yang tergeletak dalam zig-zag di dekat rel kereta.

“Kereta itu berjalan sangat cepat. Saya berpikir, mengapa itu tidak melambat di tikungan? ”Kata Henry Tseng, yang berada dalam salah satu gerbong yang terbalik dan menderita luka mata.

"Saya menabrak dinding ketika mobil (gerbong) mulai berputar," tambah Tseng yang berusia 30 tahun.

“Sekitar lima hingga enam orang terlempar keluar dari pintu kereta ... Tidak ada waktu untuk memikirkan apa yang terjadi. Semua orang terburu-buru keluar. ”
(kem)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6188 seconds (0.1#10.140)