Mantan Pejabat Rusia Tuding Rudal China Alasan AS Keluar dari INF

Jum'at, 01 Februari 2019 - 17:13 WIB
Mantan Pejabat Rusia Tuding Rudal China Alasan AS Keluar dari INF
Amerika Serikat mengancam akan keluar dari perjanjian nuklir dengan Rusia. Foto: Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Mantan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Andrey Kokoshin menuding, jika alasan sebenarnya Amerika Serikat (AS)
mundur dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) karena rudal China.

Itu ia sampaikan lantaran China telah mengerahkan 1.000 rudal jarak menengah dan pendek yang mencegah kehadiran AS di laut tetangga.

"Jelas, target utama Amerika Serikat sehubungan dengan penarikan mereka dari perjanjian ini adalah China. China, menurut perkiraan AS, membuat sistem rudal jarak menengah dan pendek lebih dari seribu unit yang diarahkan ke perairan Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur," katanya seperti dilansir di Sputnik, Jumat, (01/02/2019)

"Tidak memungkinkan Amerika Serikat untuk memasuki perairan ini dengan impunitas menggunakan kelompok-kelompok serangan kapal indu. Oleh karena itu, tentara Tiongkok membentuk kelompok signifikan senjata presisi tinggi, terutama rudal balistik, yang mampu mengenai kapal induk AS dan pangkalan militer AS di wilayah tersebut," lanjut Kokoshin.

Dia juga menyatakan, bahwa Pentagon berencana untuk membuat laser demonstrasi sebagai bagian dari sistem pertahanan udara orbital masa depan oleh AS.

"Pentagon baru-baru ini mengumumkan laporan pertahanan rudal khusus. Presiden AS Donald Trump berbicara tentang topik yang sama. Dokumen ini, antara lain, menetapkan tugas untuk menyelidiki kemungkinan menciptakan sistem pertahanan rudal berbasis ruang dengan menggunakan energi yang kuat," katanya.

Ia melanjutkan, dalam waktu dekat, Pentagon berencana untuk membuat apa yang disebut demonstrasi laser daya rendah.

Jika Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah dan menyebarkan rudal di Eropa, Rusia akan menemukan tanggapan yang memadai untuk langkah ini segera.

"Saya yakin jawaban akan ditemukan jika Amerika Serikat menyebarkan 'eurorockets' baru, dan segera," kata Kokoshin, menekankan bahwa Rusia memiliki kemampuan teknis dan strategis yang diperlukan.
"Namun, tingkat umum stabilitas strategis akan menurun secara signifikan karena siklus 'aksi-kontra' baru," tambahnya.

Oktober lalu, Trump mengumumkan niat negaranya untuk mundur dari Perjanjian INF karena dugaan pelanggaran oleh Rusia. Pada 4 Desember, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, bahwa Rusia memiliki 60 hari untuk mulai mematuhi perjanjian, atau, jika tidak, Amerika Serikat dapat meninggalkan perjanjian pada 2 Februari.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8800 seconds (0.1#10.140)