Kepala Sekolah SMKN 1 Malili Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Jum'at, 15 Februari 2019 - 16:59 WIB
Kepala Sekolah SMKN 1 Malili Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
LUWU TIMUR - Kepala sekolah Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, berinisial AK membantah atas tudingan pelecehan yang dialamatkan ke dirinya.

"Itu tidak benar, saya tidak pegang kemaluan siswa itu (Inisial S-red)," ungkap AK saat dikonfirmasi, Jumat (15/02/19).

Baca Juga: Siswa SMK 1 Malili Diduga jadi Korban Pelecehan Seksual di Sekolah

Diceritakannya, dirinya memang menghukum siswanya, karena didapat bolos di jam sekolah dengan cara memanjat pagar, lalu ia suruh lari menuju sekolah kemudian diperintahkan pergi salat dzuhur.

Tak sampai disitu kata AK, ia kembali menyuruh siswa ini membersihkan sarang laba-laba yang melekat di plafon, dengan posisi berdiri di atas meja sembari ia beri sapu ijuk sebagai bentuk hukuman.

"Seingat ku, saya nda memegang kemaluannya seperti yang ditudingkan dengan cara sengaja, saya hanya menunjuk, entalah apakah saya tidak sengaja menyentuh atau bagaimana, yang jelas saya hanya menunjuk ke arah pelafon, ada guru-guru kok yang melihat," terangnya.

Lanjutnya, dirinya juga kaget ditelepon guru-guru setelah bahwasanya para pelajar menggelar unjuk rasa di sekolah. Sementara ia saat itu berada di Lampia, Desa Harapan, Kecamatan Malili, untuk mengambil rambutan.

"Jadi, kalau saya dikatakan lari itu tidak benar, karena saya lagi di Lampia ambil rambutan atas pesanan Ibu Kabidmen UPT Cabang Dinas Pendidikan untuk di bawah ke Makassar malam ini," bebernya.

Ia mengaku setelah balik dari Lampia, ia akan memenuhi panggilan Polres Luwu Timur untuk diperiksa.

"Ada sekitar kurang lebih dua jam saya dimintai keterangan, dan saya juga tidak tahu tiba-tiba saya di panggil Polisi atas persoalan itu," ucapnya.

Ayah dari tiga anak ini menambahkan kalau dirinya sama sekali tidak menyentuh kemaluan siswa tersebut dengan unsur kesengajaan.

Kemarin, ratusan pelajar SMKN 1 Malili menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah. Hal itu dipicu adanya dugaan pelecehan terhadap salah seorang pelajar berinisial S jurusan pengelasan.

Sebagaimana pengakuan S, bahwasanya kemaluannya di pegang oleh kepala sekolah AK sebanyak dua kali di ruangan kepala sekolah. Siswa S dipanggil lantaran melanggar peraturan sekolah.

Tak terima perlakuan itu, S menceritakan yang dialami ke temannya, sehingga memicu aksi protes.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2535 seconds (0.1#10.140)