BBM di SPBU Salobulo Sering Kosong, Humas Salahkan Pertamina

Jum'at, 12 April 2019 - 19:03 WIB
BBM di SPBU Salobulo Sering Kosong, Humas Salahkan Pertamina
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Salobulo Kota Palopo sering mengalami kekosongan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium dan solar bersubsidi. Foto: SNIDOnews/Chaeruddin
A A A
PALOPO - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Salobulo Kota Palopo sering mengalami kekosongan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium dan solar bersubsidi.

Humas SPBU Salobulo, Zainal Abidin Said, mengatakan, penyebab seringnya terjadi kekosongan yang mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan konsumen tersebut, adalah minimnya pasokan BBM dari Pertamina, dalam hal ini Depot Pertamina Palopo di Karang-karangan.

"Ini karena Depot Pertamina Palopo tidak pernah mencukupi kebutuhan masyarakat melalui SPBU. Contoh SPBU Salobulo selalu meminta pembelian 16.000 liter atau 16 KL, namun pertamina hanya memberikan 8.000 liter atau 8 KL, kalau ditanya sama media, katanya stok mereka cukup bahkan bisa untuk beberapa minggu kedepan," keluhnya, Jumat (12/4/2019).

Olehnya itu, Zainal Abidin Said, yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK), mendesak Depot Pertamina Palopo untuk tidak melakukan pembatasan kepada setiap SPBU di Kota Palopo.

"Kebutuhan SPBU di Palopo dan daerah lain berbeda. Kota Palopo adalah daerah transit, tingkat mobilisasi di Palopo cukup tinggi sehingga tingkat kebutuhan bahan bakar lebih besar dibanding daerah lain di Luwu Raya," katanya.

Kepala Depot Pertamina Palopo, Novi Prasetyo, menyatakan tidak adanya pembatasan pembelian BBM khususnya premium dan solar bagi SPBU.

"Tidak ada pembatasan, kami tidak pernah membatasi permintaan SPBU, kami layani sesuai ketentuan pemerintah," ujarnya.

Tetapi menurutnya, Pertamina selalu melakukan penyesuaian di beberapa SPBU yang ditemukan atau pernah tertangkap tangan, ketahuan melayani pengusian jerigen.

"Dari sini kemudian diberikan sanksi seperti SPBU Salobulo. Pertamina sendiri juga memiliki data perbandingan kendaraan dengan tingkat kebutuhan konsumen di daerah. Kalau permintaan tinggi di satu SPBU kita melihat kondisi dilapangan, apakah sesuai dengan permintaan SPBU," jelas Novi.
(kem)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0321 seconds (0.1#10.140)