Sulit Verifikasi Berita Hoaks? Gunakan Chatbot Antihoaks Ini

Jum'at, 12 April 2019 - 22:28 WIB
Sulit Verifikasi Berita Hoaks? Gunakan Chatbot Antihoaks Ini
DITJEN APTIKA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI meluncurkan aplikasi Chatbot Anti Hoaks, untuk menverifikasi berita-berita yang diterima masyarakat. Foto: Istimewa/Kemenkominfo
A A A
MAKASSAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI meluncurkan aplikasi Chatbot Anti Hoaks, untuk menverifikasi berita-berita yang diterima masyarakat.

Chatbot Anti Hoaks adalah piranti lunak berupa program komputer yang dirancang untuk menjawab setiap pertanyaan publik mengenai informasi yang masih diragukan kebenarannya.

Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Ferdinandus Setu, melalui rilis tertulisnya mengatakan, persebaran atau distribusi hoaks, kabar bohong, informasi menyesatkan dan ujaran kebencian terus meningkat menjelang 17 April 2019.

Pihaknya juga menyadari kesullitan masyarakat dalam melakukan verifikasi sebuah informasi hoaks. Olehnya itu Kemkominfo RI menggandeng Prosa, sebuah start up pengembang natural language processing mengembangkan Chatbot Anti Hoaks, yang dapat mempermudah masyarakat melakukan pengecekan kebenaran sebuah informasi atau berita yang diperoleh.

"Chatbot Anti Hoaks terkoneksi dengan aplikasi pesan instan Telegram melalui akun @chatbotantihoaks," jelasnya.

Nantinya chatbot akan memberikan informasi klarifikasi hoaks dari data base atau pangkalan data Mesin AIS Kemkominfo.

"Saat ini Kemkominfo dan Prosa sedang mengembangkan layanan Chatbot Anti Hoaks untuk pengguna aplikasi pesan instan Whatsapp dan LINE," imbuhnya.

Aplikasi tersebut diluncurkan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, Semuel A Pangerapan, di Jakarta, Jumat (12/4/2019), atau lima hari sebelum hari pencoblosan.

Semuel mengatakan layanan Chatbot Anti Hoaks merupakan salah satu cara yang dilakukan Kemenkominfo dalam memerangi hoaks.

“Kita harapkan masyarakat punya channel untuk verifikasi informasi. Sejauh ini baru Instagram yang sudah bekerja sama untuk penerapan chatbot ini. Di Instagram sendiri, sudah ada ID untuk dapat pengguna melakukan verifikasi informasi tersebut. Kita bisa copy paste pesan itu kemudian kirim ke chatbot. Nanti diidentifikasi sama chatbot itu. Nanti chatbot memberikan feedback berdasarkan data base yang mereka miliki," paparnya.

Semmy menambahkan, ada tiga fase pengguna internet saat ini di Indonesia. Fase pertama yang mendapatkan informasi melalui browsing, fase kedua yang menggunakan internet pertama kali melalui sosial media, dan fase ketiga menggunakan aplikasi chatting informasi berdasarkan dari teman.

“Kita menyediakan satu layanan di telegram, masyarakat pengguna jika meragukan satu informasi bisa menanyakan dan platform harus bertanggung jawab,” jelas Semmy.
(kem)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8765 seconds (0.1#10.140)