Jadi Kuli Bangunan Hingga Berhasil Bangun Masjid dan Rumah Tahfiz

Minggu, 26 Mei 2019 - 14:53 WIB
Jadi Kuli Bangunan Hingga Berhasil Bangun Masjid dan Rumah Tahfiz
Muhammad Basir Bani, pengusaha properti dari jadi kuli bangunan hingga berhasil membangun masjid dan rumah tahfiz. Foto: Istimewa
A A A
SUNGGUMINASA - Rasa haru menyelimuti Muhammad Basir Bani Dg Bali. Buliran air mata tak terbendung saat peresmian masjid Lurus Jaya dan Ruamah Tahfiz miliknya di Kecamatan Pallangga, Sabtu (25/4/2019). Mimpi besar itu tunai sudah.

Hasil tak menghianati proses. Begitulah penggambaran hidup dan mimpi dari seorang Muhammad Basir. Tak ada yang menyangka, jika si tukang kuli bangunan ini, akhirnya mampu mewujudkan keinginannya.

Masjid Lurus Jaya dengan luas 18x24 meter2 telah berdiri kokoh setelah empat tahun pembangunannya. Masjid itu berdampingan dengan Rumah tahfiz Alquran LJ Land 2 dengan luas 24x6 meter di Desa Jenetallasa Kecamatan Pallangga. Rumah bagi para penjaga mushaf ini diyakini bisa menampung sampai 100 calon hafiz dan hafizah.

Sambil mengusap sesekali air mata yang masih menetes di hadapan tetamu yang datang, ayah tiga anak itu mengisahkan perjalanan hidupnya yang tidak mudah. Saat kelas dua SMP, terpaksa putus sekolah karena ketiadaan biaya dari orang tua.

Untuk menyambung hidup, Basir menjalani berbagai pekerjaan serabutan. Awalnya, dia menjadi kuli bangunan, lalu kernet mobil, penjual roti, hingga pelayan warung makan mie titti.

"Saya dulu putus sekolah di SMP kelas 2. Sejak itu saya kerjanya banyak. Mulai dari kuli bangunan," ungkapnya.

Meski demikian, hal itu tak membuatnya surut untuk bermimpi mendirikan masjid dan rumah tahfiz yang akan dipersembahkan kepada orang tua.

Dia meyakini niat membangun Masjid akan mendapat dukungan dan bantuan. Membangun Masjid juga bisa menyelamatkan kedua orang tua dan melancarkan rezeki.

Setelah berkelana dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, Basir lalu kembali menjadi kuli bangunan dan akhirnya naik menjadi tukang. Saat itulah dia kemudian bertemu dan menikahi Rosdiana Gasa Dg Te'ne.

Bersama sang istri, keduanya kemudian membukan warung menjual bahan campuran dengan modal Rp300.000. Rupanya rezeki suami istri itu terus meningkat. Warung mereka tumbuh pesat.

Dari sinilah, Muhammad Basir lalu merambah jadi pemborong. Selain itu, dia terus membanting tulang nyambi menjadi tukang ojek. Di tengah kesibukannya itu, dia masih menyempatkan diri mengabdikan diri untuk agama menjadi pengurus masjid.

"Awalnya ga'de-ga'de (warung) kecil. Setelah jadi pemborong dan tukang ojek, pada tahun 2011, saya merintis usaha PT Lurus Jaya Manngallei yang menjual bahan bangunan. Ga'de nya istri juga sudah maju menjadi grosiran. Jadi kami buat dua toko sekaligus," kisahnya.

Dari sinilah Basir dan istri mulai menyisihkan penghasilannya sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun. Akhirnya pasangan ini berhasil membangun 6 buah rumah yang menjadi cikal bakal berdirinya usaha lain di bidang perumahan.

Dari hasil inipulah yang mengantarkan Basir menjadi pengusaha properti sukses.Rumah yang terjual itu, lalu dijadikan modal membeli tanah dan membangun rumah 100 unit di Desa Jenetalassa Kecamatan Palangga yang diberi nama Lurus Jaya Land.

Setelah itu lalu berdiri lagi, LJ Land 2 dan terbeli pulalah lahan yang sekarang menjadi Masjid dan rumah tahfiz.

"Saya percaya niat membangun Masjid bisa menyelamatkan kedua orang tua dan melancarkan rezeki. Saat saya menjadi pengurus Masjid itu, rezeki kami luar biasa," paparnya.

Kedua orang tuanya kini telah berpulang, mendiang ayahnya dipanggil tahun 1997 silam. Sementara ibunya berpulang tahun 2017 atau dua tahun sebelum Masjid tersebut berdiri.

Meski demikian, ia meyakini kebaikan yang ia lakukan bisa membuat bahagia kedua orang tuanya meski telah berpulang ke rahmatullah.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1871 seconds (0.1#10.140)