Jadi Destinasi Wisata, Nilai Poles Makam Sultan Hasanuddin Capai Rp4,5 Miliar
A
A
A
SUNGGUMINASA - Kementerian Sosial memoles makam Sultan Hasanuddin untuk dijadikan salah satu destinasi wisata sejarah andalan di Sulawasi Selatan.
Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin mengungkapkan, anggaran untuk memoles makam tersebut yakni sebasar Rp4,5 miliar. Masing-masing Rp2,5 miliar dari APBD Gowa dan Rp2 miliar dari APBN.
"Semoga dengan rehabilitasi ini makam Hasanuddim selain mempunyai fungsi layanan ziarah juga mempunyai fungsi layanan study dan rekreasi,"tukasnya.
Sementara itu, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan sejarah Sultan Hasanuddin sebagai Raja Gowa ke 16 yang memegang tampuk kekuasaan selama 17 tahun, sangat penting diketahui generasi muda.
Maka itu, sudah selayaknya, makam pahlawan bergelar ayam jantan dari timur itu dipelihara, dirawat bahkan direhabilitasi untuk mengenang jasa dan pengorbanannya.
Apalagi namanya telah disematkan dalam bandar udara internasional maupun perguruan tinggi terbesar di kawasan timur Indonesia yang berdiri di Makassar.
"Dengan rehabilitasi diharapkan dapat meningkatkan fungsi makam, bukan hanya tempat jenazah di makamkan, tapi sarana penanaman nilai kepahlawanan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial bagi generasi penerus," tukasnya usai melakukan peresmian rehabilitasi Makam Sultan Hasanuddin, Selasa (16/07/2019) di Kabupaten Gowa.
Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin mengungkapkan, anggaran untuk memoles makam tersebut yakni sebasar Rp4,5 miliar. Masing-masing Rp2,5 miliar dari APBD Gowa dan Rp2 miliar dari APBN.
"Semoga dengan rehabilitasi ini makam Hasanuddim selain mempunyai fungsi layanan ziarah juga mempunyai fungsi layanan study dan rekreasi,"tukasnya.
Sementara itu, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan sejarah Sultan Hasanuddin sebagai Raja Gowa ke 16 yang memegang tampuk kekuasaan selama 17 tahun, sangat penting diketahui generasi muda.
Maka itu, sudah selayaknya, makam pahlawan bergelar ayam jantan dari timur itu dipelihara, dirawat bahkan direhabilitasi untuk mengenang jasa dan pengorbanannya.
Apalagi namanya telah disematkan dalam bandar udara internasional maupun perguruan tinggi terbesar di kawasan timur Indonesia yang berdiri di Makassar.
"Dengan rehabilitasi diharapkan dapat meningkatkan fungsi makam, bukan hanya tempat jenazah di makamkan, tapi sarana penanaman nilai kepahlawanan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial bagi generasi penerus," tukasnya usai melakukan peresmian rehabilitasi Makam Sultan Hasanuddin, Selasa (16/07/2019) di Kabupaten Gowa.
(sss)