Uji Kelayakan, Golkar Sulsel Tanyakan Kemampuan Finansial Kandidat

Senin, 28 Oktober 2019 - 20:31 WIB
Uji Kelayakan, Golkar Sulsel Tanyakan Kemampuan Finansial Kandidat
Golkar Sulsel menanyakan kemampuan finansial kandidat pada uji kelayakan sebagai tahapan penjaringan menuju Pilkada 2020. Foto: SINDOnews/Muhaimin.
A A A
MAKASSAR - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel mulai melakukan wawancara terhadap para kandidat kepala daerah menjelang Pilkada Serentak 2020. Pesertanya merupakan kandidat yang sudah mendaftar pada penjaringan bakal calon kepala daerah yang dibuka Golkar di 12 kabupaten/kota lingkup Sulsel. Untuk hari ini, Senin (28/10/2019), ada lima kandidat dari dua daerah yang diwawancarai.

Tes wawancara ini merupakan bagian dari uji kelayakan alias fit and proper test di Kantor DPD I Golkar Sulsel. Adapun lima kandidat yang diwawancarai yakni Andi Ilham Nadjamuddin, Sahiruddin, Wawan Mattaliu dan Lukman Waris dari Kabupaten Maros, serta Munafri Arifuddin dari Kota Makassar. Secara keseluruhan ada 96 kandidat yang mendaftar pada penjaringan bakal calon kepala daerah di 12 kabupaten/kota lingkup Sulsel.

Ketua Tim Penjaringan DPD I Golkar Sulsel, Kadir Halid, mengungkapkan sejauh ini baru ada 30 kandidat yang sudah mengkonfirmasi kesiapan untuk tes wawancara. "Hari ini ada lima orang ya dan jadwalnya nanti sampai Kamis (31/10/2019) sudah ada 30 orang yang konfirmasi," ujar Kadir, Senin (28/10/2019).

Dalam uji kelayakan ini, Kadir menjelaskan terdapat lima aspek yang ditanyakan kepada kandidat. Salah satunya terkait kemampuan finansial untuk mengikuti Pilkada 2020. Kemampuan finansial menjadi penilaian mengingat biaya pilkada cukup besar lantaran harus menggerakkan banyak pihak, seperti saksi, mulai dari dari tingkat kecamatan hingga desa.

“Kalau mau menang, berapa suara yang perlu dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan pertarungan. Kemudian aspek melibatkan pemenangan di daerah. Misalnya diberi amanah partai Golkar untuk mengendarai, apakah melibatkan seluruh unsur, dari tingkat kecamatan, kelurahan, desa, dan sebagainya. Termasuk bagaimana saksi-saksi. Bagaimana membiayai semua itu,” ucap Kadir.

Salah satu kandidat yakni Munafri Arifuddin mengaku dirinya tidak masalah mengeluarkan biaya jika diminta Golkar. Toh, sudah menjadi konsekuensi kandidat dan hal itu biasa dalam politik. Namun, Appi-sapaan akrabnya, yang berniat maju pada Pilwalkot Makassar ini enggan menyebut biaya politik yang disiapkannya.

“Jadi saya bilang biaya sangat relatif untuk kita keluarkan, tergantung seberapa besar dan tujuan kita. Saya bilang kalau kita siap maju kan harus berfikir juga (soal biaya), jangan sampai sudah maju baru cari kiri kanan, kan susah juga. (Dan saya) sudah siap, harusnya sudah tahu sumbernya dari mana,” pungkasnya.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3333 seconds (0.1#10.140)