Makna Pahlawan di Mata Anak Papua Binaan BRSPDF Wirajaya
A
A
A
MAKASSAR - "Bangkit dan mampu hidup mandiri", seperti itulah makna Pahlawan bagi Petrus (30) pria asal Kabupaten Kaimana dan juga Arobi (25) Pria asal Kabupaten Fakfak masing-masing dari Provinsi Papua Barat. Keduanya saat ini mengikuti program rehabilitasi sosial lanjut di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Wirajaya Di Makassar.
Saat pelaksanaan peringatan Hari Pahlawan Ke 74 Tahun 2019 di lapangan upacara BRSPDF Wirajaya, keduanya tampak antusias mengikuti upacara, Minggu (10/11/2019).
Petrus yang ditemui setelah upacara mengungkapkan, jika dalam hidupnya, ia menganggap ibunya yang bernama Dofina sebagai pahlawan sesungguhnya. Pria yang mengidolakan R.A.Kartini ini menganggap, bahwa momentum peringatan Hari Pahlawan menjadi bagian untuk lebih mencintai Indonesia dan juga menghargai perjuangan para pahlawan bangsa.
Hal yang sama juga diungkapkan Arobi, pria yang menjadikan Soekarno sebagai pahlawan dan tokoh idola dalam hidupnya ini mengatakan, sebagai anak bangsa, saatnya kita menjadi pahlawan masa depan bangsa dengan terus berkarya dan berusaha hidup mandiri.
"Tentu harapan Arobi sangat berkaitan dengan Tema Hari Pahlawan ke 74 yakni 'Aku Pahlawan Masa Kini'," katanya dalam keterangan yang diterima.
Di BRSPDF Wirajaya, keduanya menjadi Pemerlu Layanan dan mendapatkan layanan Rehabilitasi Sosial Lanjut.
Petrus saat ini lebih memilih menggeluti Keterampilan (terapi) vokasional Meubel (pertukangan), sementara Arobi lebih memilih Keterampilan Home Industri. Bagi keduanya, ilmu dan keterampilan yang ia dapatkan selama di BRSPDF Wirajaya, kelak akan menjadi penuntun untuk hidup mandiri dimasa-masa yang akan datang.
Pelaksanaan upacara Hari Pahlawan itu sendiri diikuti oleh seluruh ASN, honorer, dan Pemerlu Layanan Lingkup BRSPDF Wirajaya, bahkan seluruh pejabat dan ASN dari Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) Gau Mabbaji juga ikut bergabung. Bertindak sebagai inspektur Upcara yakni Kepala BRSPDF Wirajaya Syaiful Samad.
Saat pelaksanaan peringatan Hari Pahlawan Ke 74 Tahun 2019 di lapangan upacara BRSPDF Wirajaya, keduanya tampak antusias mengikuti upacara, Minggu (10/11/2019).
Petrus yang ditemui setelah upacara mengungkapkan, jika dalam hidupnya, ia menganggap ibunya yang bernama Dofina sebagai pahlawan sesungguhnya. Pria yang mengidolakan R.A.Kartini ini menganggap, bahwa momentum peringatan Hari Pahlawan menjadi bagian untuk lebih mencintai Indonesia dan juga menghargai perjuangan para pahlawan bangsa.
Hal yang sama juga diungkapkan Arobi, pria yang menjadikan Soekarno sebagai pahlawan dan tokoh idola dalam hidupnya ini mengatakan, sebagai anak bangsa, saatnya kita menjadi pahlawan masa depan bangsa dengan terus berkarya dan berusaha hidup mandiri.
"Tentu harapan Arobi sangat berkaitan dengan Tema Hari Pahlawan ke 74 yakni 'Aku Pahlawan Masa Kini'," katanya dalam keterangan yang diterima.
Di BRSPDF Wirajaya, keduanya menjadi Pemerlu Layanan dan mendapatkan layanan Rehabilitasi Sosial Lanjut.
Petrus saat ini lebih memilih menggeluti Keterampilan (terapi) vokasional Meubel (pertukangan), sementara Arobi lebih memilih Keterampilan Home Industri. Bagi keduanya, ilmu dan keterampilan yang ia dapatkan selama di BRSPDF Wirajaya, kelak akan menjadi penuntun untuk hidup mandiri dimasa-masa yang akan datang.
Pelaksanaan upacara Hari Pahlawan itu sendiri diikuti oleh seluruh ASN, honorer, dan Pemerlu Layanan Lingkup BRSPDF Wirajaya, bahkan seluruh pejabat dan ASN dari Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) Gau Mabbaji juga ikut bergabung. Bertindak sebagai inspektur Upcara yakni Kepala BRSPDF Wirajaya Syaiful Samad.
(man)