400 Prajurit Kodam Dikirim ke Lebanon, Bertugas Selama Setahun

MAKASSAR - Misi perdamaian tengah diemban 400 prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) dari Yonif 762/Tamalatea. Mereka pun dikirim ke Lebanon Selasa (03/12/2019) melalui Pelabuhan Soekarno Hatta Jalan Nusantara, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.

“Dengan penuh rasa bangga saya ucapkan selamat kepada segenap prajurit yang telah mendapat kepercayaan dari pimpinan TNI, bangsa dan negara untuk tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N Unifil yang akan melaksanakan misi perdamaian di Lebanon,” ucap Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi usai apel gelar pasukan pemberangkatan.


Ketgam :Apel gelar pasukan pemberangkatan. Foto : SINDOnews/Faisal Mustafa

Surawahadi menerangkan penugasan operasi di bawah naungan bendera PBB merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, yang dilandasi oleh kebijakan politik luar negeri Indonesia yaitu Politik Bebas dan Aktif.

Dilanjutkannya, ratusan prajurit Yonif 762/Tamalatea akan bertugas mengamankan wilayah perbatasan antara Lebanon dan Israel. Di sana mereka akan bersiaga sebagai bentuk tanggung jawab guna memastikan kondisi perbatasan memang betul-betul aman tentu dengan patroli.

“Itu setiap harinya ditugaskan. Berotasi menjaga daerah kawasan perbatasan antara kedua negara,” ujar Pangdam.

Dituturkan Surawahadi, nantinya para anggotanya ini akan tergabung dalam satu tim yang terdiri dari 32 negara termasuk Indonesia dengan tugas dan tanggungjawab serta peran yang berbeda.



Di daerah misi perdamaian itu, mereka akan bertugas selama satu tahun, olehnya itu Kata Pangdam para prajurit itu telah dibekali sejumlah kemampuan khusus baik dari segi teknis, taktik dalam area penanganan konflik hingga komunikasi dan sosialisasi dengan penduduk setempat.

Dia selanjutnya mengimbau kepada seluruh anggota keluarga prajurit agar membantu mendoakan dan mendukung penyelesaian misi perdamaian kedua negara tersebut.

Kesempatan sebagai duta negara, dianggap merupakan suatu kehormatan yang harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya, karena memiliki indikator strategis dan konkrit bagi kredibilitas Indonesia di lingkungan regional maupun Internasional.

“Keluarga yang ditinggal, agar tidak membebani para prajurit yang berangkat ke medan tugas. Antarkanlah mereka dengan penuh keikhlasan serta iringan doa. Seluruh keluarga, memberikan andil dan dukungan moril kepada para prajurit sehingga mereka tetap bersemangat,” pungkasnya.