Bayi 4 Bulan di Kabupaten Pinrang Lahir Tanpa Batok Kepala
A
A
A
PINRANG - Bayi berusia 4 bulan, bernama Sitti Hajar warga Kampung Maccubbu, Kelurahan Tonyamang, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang hidup tanpa batok kepala.
Kondisi ini membuat otaknya menyembul keluar dan kian membesar seiring bertambahnya usia bayi malang.
Orang tua Sitti Hajar, Habibie mengatakan, putri keempatnya lahir secara normal dan ditangani puskesmas Teppo.
"Tapi setelah lahir, langsung dirujuk ke rumah sakit Lasinrang Pinrang," kata dia.
Dia mengatakan, bayi itu lahir tanpa batok kepala sehingga otak menyembul keluar.
"Awalnya kecil, namun seiring bertambahnya usia, otak itu juga tumbuh di luar kepala dan membesar," ujarnya.
Meski kerap dibawa ke rumah sakit umum Lasinrang, kata dia, namun pihak orang tua belum mendapatkan jawaban dari pihak medis.
"Saya sering bertanya kepada dokter apakah kepala anak saya bisa di operasi," papar Habibie.
Pihak dokter lanjut dia, hanya meminta agar tetap bersabar sambil berucap bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya
"Ya dokter hanya bilang pasti ada obatnya, jadi hanya bisa bersabar dan berdoa," tukasnya.
Menurut dia, sebagai petani tentu biaya untuk operasi batok kepala sittu Hajar teramat mahal. "Kami hanya ingin tahu, sambil berharap ada dermawan yang terketuk hatinya untuk membantu kami," jelasnya.
Habibie dia dan Istrinya sangat khawatir akan kondisi putrinya yang terbaring lemas. Sitti Hajar lahir pada Agustus 2019 lalu dari pasangan suami istri Habibie-Irma.
Kondisi ini membuat otaknya menyembul keluar dan kian membesar seiring bertambahnya usia bayi malang.
Orang tua Sitti Hajar, Habibie mengatakan, putri keempatnya lahir secara normal dan ditangani puskesmas Teppo.
"Tapi setelah lahir, langsung dirujuk ke rumah sakit Lasinrang Pinrang," kata dia.
Dia mengatakan, bayi itu lahir tanpa batok kepala sehingga otak menyembul keluar.
"Awalnya kecil, namun seiring bertambahnya usia, otak itu juga tumbuh di luar kepala dan membesar," ujarnya.
Meski kerap dibawa ke rumah sakit umum Lasinrang, kata dia, namun pihak orang tua belum mendapatkan jawaban dari pihak medis.
"Saya sering bertanya kepada dokter apakah kepala anak saya bisa di operasi," papar Habibie.
Pihak dokter lanjut dia, hanya meminta agar tetap bersabar sambil berucap bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya
"Ya dokter hanya bilang pasti ada obatnya, jadi hanya bisa bersabar dan berdoa," tukasnya.
Menurut dia, sebagai petani tentu biaya untuk operasi batok kepala sittu Hajar teramat mahal. "Kami hanya ingin tahu, sambil berharap ada dermawan yang terketuk hatinya untuk membantu kami," jelasnya.
Habibie dia dan Istrinya sangat khawatir akan kondisi putrinya yang terbaring lemas. Sitti Hajar lahir pada Agustus 2019 lalu dari pasangan suami istri Habibie-Irma.
(agn)