Mayjen Surawahadi Ingin Menetap di Bili-bili, Ini Alasannya

MAKASSAR - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Surawahadi, menyatakan akan menetap di Sulawesi Selatan tepatnya di Kawasan Bili-bili, Kabupaten Gowa. Setelah dirinya menjabat Koorsahli KSAD.

Ditemui usai memimpin apel gelar pasukan pengamanan Nataru di Lapangan Karebosi Makassar, Kamis (19/12/2019). Jenderal bintang dua ini mengaku keputusan itu didasari lantaran dirinya sudah merasa seperti warga Sulawesi Selatan.

"Saya pikir kesan yang sangat luar biasa bisa berada di Sulawesi Selatan. Saya merasa terlahir di sini dan saya juga Inshaallah saya akan tinggal di sini, saya akan tinggal di Bili-bili," terangnya.

Mantan Komandan Pusat Kesenjataan Infantri (Danpussenif) Kodiklatad TNI itu mengaku, akan membangun kawasan Bili-bili menjadi tempat wisata yang nantinya akan dikunjungi banyak orang.

"Saya pikir saya akan bersama-sama rakyat, membangun desa, wilayah yang sangat indah sebetulnya, cuman sepertinya belum terbuka begitu, makanya saya berusaha untuk itu, saya sama-sama camat pak bupati juga kepala desa, bagaimana Bili-bili yang indah itu betul- betul jadi satu tujuan wisata luar biasa tempat itu, saya pikir saya tidak sendiri," ungkapnya.

Bahkan Surawahadi meminta beberapa anak buahnya untuk ikut tinggal bersamanya. "Mudah-mudahan anak buah saya, para asisten, Kabalak, Danrem, dan Dandim ikut bersama-sama sekitar saya nanti, sama-sama buat kawasan tinggal," harapnya.

Menurutnya kawasan Bili-bili memiliki kekayaan alam. Terlebih daerah yang diairi langsung Sungai Jeneberang jadi daerah penghasil batu dan pasir hal itu dinilai adalah kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Pun demikian dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan pertanian serta perkebunan warga. Namun limpahan itu kata Surawahadi bisa menjadi bencana jika tak dirawat dengan baik.

"Kita jujur semua mengakui itu kesejahteraan, tapi kita sama sadari tahun lalu, Jeneberang khususnya ke Bili-bili bisa menjadi bencana makanya kembali kalau di ujung-ujung sungainya harus kita rawat," paparnya.

Sejak pertama kali menjabat pada 13 Juli 2018 lalu, Surawahadi mengaku telah banyak berkeliling dibeberapa Kota dan Kabupaten di Sulawesi Selatan. Dia menilai provinsi ini sangat indah ditambah dengan keramahan warga membuatnya ingin tinggal.

"Orang bilang aneh, saya bilang semua orang boleh tinggal di sini, karena bagi saya tadi, rakyatnya sangat baik semua lingkungannya indah, Malino luar biasa, Toraja, Mamuju di Selayar semuanya indah," ungkapnya.

Selain wilayahnya yang begitu, kesan lain yang dirasakan Surawahadi ialah kuliner di Sulsel juga begitu enak. Kata dia, apabila ia menerima tamu dari Jakarta, maka tamu-tamunya itu tidak ingin pulang lagi dan serasa ingin juga tinggal di Sulawesi Selatan.

"Kulinernya sangat luar biasa, kalau ada tamu-tamu saya dari Jakarta melihat pemandangan, istilahnya tidak mau pulang seperti itu, lihat Malino luar biasa, Bili-bili juga luar biasa khususnya wilayah terdekat," tambahnya.

Diketahui, Mayor TNI Surawahadi masuk dalam daftar 50 perwira tinggi (pati) yang dimutasi. Secara umum, mutasi dan promosi dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1420/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

Jabatannya sebagai Pangdam XIV Hasanuddin akan digantikan Mayjen Andi Sumangerukka yang sebelumnya berposisi Staf ahli Bidang Ideologi dan Politik BIN. Mayjen Surawahadi sendiri akan dimutasi pada posisi Koorsahli KSAD.

Ditanya terkait pergantian posisi tersebut, Surawahadi mengaku penggantinya penggantinya nanti ini akan jauh lebih baik lagi."Saya kira seprti itu, saya harus ke Jakarta dulu. Dan saya percaya pengganti saya ini lebih luar biasa, karena juga putra daerah dan saya percaya beliau lebih dari saya," tutupnya.