Cuaca Ekstrem, Nelayan di Kabupaten Sinjai Dilema Melaut
A
A
A
SINJAI - Nelayan di Kabupaten Sinjai, harus menambatkan perahu mereka dan tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir.
Sejumlah nelayan di Pesisir Kecamatan Sinjai Utara, Kelurahan Lappa, sebagian besar nelayan di wilayah tersebut memilih menambatkan kapal dan memperbaiki peralatan tangkap mereka karena kondisi tersebut.
Salah satu juragan kapal nelayan jaring lingkar, Ramli, menuturkan dirinya dan beberapa rekannya dilema melaut dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat seperti saat ini.
"Kalau musim begini (hujan disertai angin kencang) Kami sebenarnya dilematis, karna kalau dipaksakan untuk melaut kami takutnya akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan, di sisi lain, kalau kami menunggu cuaca baik takutnya keuangan kami semakin menipis," ungkapnya.
Lanjut Ramli katakan, tidak semua nelayan memilih menambatkan kapal, pasalnya ada beberapa nelayan yang nekat melaut di tengah cuaca ekstrem dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ramli juga menambahkan, dirinya dan rekan-rekannya akan menerobos cuaca ekstrem apabila ekonomi (keuangan) keluarganya mulai menipis.
"Intinya, kalau keuangan kami mulai menipis, mau tidak mau harus melaut, yah meskipun cuaca tidak bersahabat," ujarnya.
Sedikitnya nelayan yang beroperasi, sangat berdampak bagi masyarakat, pasalnya harga ikan di pasar maupun di TempatPelelanganIkan (TPI) melonjak drastis.
Ramli juragan Kapal Nelayan Jaring Lingkar, juga mengakui harga Ikan mulai tidak wajar, sehingga keluarganya beralih memilih telur untuk lauk pauk.
Saat ditanya terkait imbauan Pemerintah, bahaya melaut di cuaca ekstrem, Ramli mengakui belum menerimah imbauan dari pemerintah terkait larangan melaut.
Sejumlah nelayan di Pesisir Kecamatan Sinjai Utara, Kelurahan Lappa, sebagian besar nelayan di wilayah tersebut memilih menambatkan kapal dan memperbaiki peralatan tangkap mereka karena kondisi tersebut.
Salah satu juragan kapal nelayan jaring lingkar, Ramli, menuturkan dirinya dan beberapa rekannya dilema melaut dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat seperti saat ini.
"Kalau musim begini (hujan disertai angin kencang) Kami sebenarnya dilematis, karna kalau dipaksakan untuk melaut kami takutnya akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan, di sisi lain, kalau kami menunggu cuaca baik takutnya keuangan kami semakin menipis," ungkapnya.
Lanjut Ramli katakan, tidak semua nelayan memilih menambatkan kapal, pasalnya ada beberapa nelayan yang nekat melaut di tengah cuaca ekstrem dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ramli juga menambahkan, dirinya dan rekan-rekannya akan menerobos cuaca ekstrem apabila ekonomi (keuangan) keluarganya mulai menipis.
"Intinya, kalau keuangan kami mulai menipis, mau tidak mau harus melaut, yah meskipun cuaca tidak bersahabat," ujarnya.
Sedikitnya nelayan yang beroperasi, sangat berdampak bagi masyarakat, pasalnya harga ikan di pasar maupun di TempatPelelanganIkan (TPI) melonjak drastis.
Ramli juragan Kapal Nelayan Jaring Lingkar, juga mengakui harga Ikan mulai tidak wajar, sehingga keluarganya beralih memilih telur untuk lauk pauk.
Saat ditanya terkait imbauan Pemerintah, bahaya melaut di cuaca ekstrem, Ramli mengakui belum menerimah imbauan dari pemerintah terkait larangan melaut.
(agn)