Puluhan Tahun Bersama Kelelawar, Warga Simbang Tak Pernah Terinfeksi Corona

Rabu, 05 Februari 2020 - 20:35 WIB
Puluhan Tahun Bersama Kelelawar, Warga Simbang Tak Pernah Terinfeksi Corona
Sealama puluhan tahun warga di Dusun Parangtinggia Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbag, Kabupaten Maros hidup berdampingan dengan hewan kelelawar. Foto : Ilustrasi/Istimewa
A A A
MAROS - Hidup berdampingan dengan hewan kelelawar? siapa takut! mungkin ungkapan itu cocok disematkan pada warga di Dusun Parangtinggia Desa Je'ne Taesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.

Puluhan tahun, hewan yang disebut sebagai inang virus corona itu justru tak membuat mereka khawatir. Selama bertahun-tahun pula, tak satupun warga yang terifeksi virus mematikan yang mewabah di China tersebut.

"Tidak khawatir, karena kita hidup berdampingan tanpa menyentuhnya atau bahkan memakannya. Kami sudah hidup berdampingan selama puluhan tahun, dan tidak ada warga yang mengidap penyakit mematikan karena kelelawar," tukas Kamaruddinkepada SINDOnews.

Diakuinya, warga setempat sendiri sudah tahu jika di tubuh kelelawar mengandung berbagai virus atau bakteri. Olehnya itu warga sekitar tak ada yang menyentuh atau berkontak langsung. Kamaruddin juga mengatakan jika kelelawar ini tak pernah memakan buah milik warga.

"Kalau sore biasanya kelelawar ini terbang keluar kampung untuk mencari makan. Mereka tidak pernah makan disini. Makanya buah-buahan warga di pohon masih aman-aman," katanya.

Menariknya lagi kata Dia, jika ada sesuatu yang akan terjadi di kampung tersebut, maka kelelawat tersebut bisa memberikan tanda. Salah satunya adalah, mereka akan terbang terus memutar beberapa kali tanpa hinggap.

"Biasanya kalau ada musibah kelelawar ini terbang kekanan dan kiri, dan tidak mau tinggal disini. Itu pertanda bagi kami," sebutnya.

Terpisah Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Maros, drh Ujistiany Abidin menjelaskan jika hewan kelelawar itu mengandung 6 jenis virus. Salah satunya adalah virus Corona. Hal ini berdasarkan penelitian tim ahli yang pernah datang ke Kabupaten Maros dan Soppeng, Kelelawar sendiri merupakan hewan reservoir atau hewan yang dapat memindahkan virus ke manusia.

"Di Parangtinggia memang disana mereka hidup berdampingan tapi alhamdulillah semua baik-baik saja. Warga tidak ada yang terjangkit, karena mereka tidak terkontaminasi secara fisik, dan mereka pun tidak memakan makanan bekas kelelawar," pungkasnya
(sss)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3505 seconds (0.1#10.140)