Bebas dari Pemakzulan, Donald Trump: Inilah Hasil Akhirnya

Jum'at, 07 Februari 2020 - 10:55 WIB
Bebas dari Pemakzulan, Donald Trump: Inilah Hasil Akhirnya
Presiden AS, Donald Trump dipastikan akan menyelesaikan masa jabatannya, setelah sidang pemakzulan di Senat berbuah manis untuk politisi Partai Republik itu. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberikan pidato selama satu jam di Gedung Putih terkait keputusan Senat yang membebaskannya dari pemakzulan. Setelah hampir tiga minggu, sidang pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh Senat berakhir hari Rabu waktu Washington.

Senat menyelamatkan Trump dengan memutuskan sang presiden tak bersalah atas dua pasal yang dituduhkannya. Kata Trump, keputusan Senat itu merupakan hasil akhirnya yang mesti diterima semua pihak.

“Kita telah melakukan perburuan penyihir. Itu dimulai sejak hari kami turun (dari eskalator) lift, saya dan calon ibu negara kami,” Trump memulai pidatonya, menggambarkan upaya lawan-lawan politiknya untuk melumpuhkan pemerintahannya.

“Itu tidak pernah benar-benar berhenti. Kami telah melalui ini sekarang selama lebih dari tiga tahun. Itu jahat. Itu korup. Itu adalah polisi yang kotor; itu leakers dan pembohong," sambung Trump yang dikelilingi oleh kabinet dan sekutu politiknya.

“Ini seharusnya jangan pernah terjadi pada presiden lain. Jangan pernah. Saya tidak tahu apakah presiden lain akan bisa menerimanya," imbau Trump seperti disitir dari National Interest, Jumat (7/2/2020).

Trump adalah Presiden ketiga yang akan dimakzulkan oleh DPR dan dibebaskan oleh Senat, mengikuti Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998.

"Jika ini terjadi pada Presiden Obama, banyak orang sudah berada di penjara untuk waktu yang lama. Bertahun-tahun,” kata Trump, dalam apa yang mungkin menjadi ancaman terselubung atas tindakan hukum bagi setiap lawannya yang melanggar hukum. Sebagai seorang kandidat presiden pada tahun 2016, Trump dikritik karena mempopulerkan nyanyian "Tangkap dia!" terhadap lawannya saat itu, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton.

Saat ini ada penyelidikan kriminal yang dipimpin oleh Jaksa Distrik Connecticut John Durham tentang asal-usul penyelidikan FBI tahun 2016, yang pada 2017 berkembang menjadi penunjukan Robert Mueller sebagai jaksa penuntut khusus. "Itu semua omong kosong," kata Trump, menggambarkan tuduhan ia bekerja sama dengan Rusia dalam pemilu presiden 2016 lalu.

“Saya telah melakukan hal yang salah dalam hidup saya, saya akui. Tidak sengaja, tapi saya telah melakukan kesalahan. Tetapi inilah hasil akhirnya,” ujar Trump.

Dia melanjutkan pidatonya dengan menunjukkan halaman depan surat kabar The Washington Post, dengan judul “TRUMP DIBEBASKAN” di halaman depan. Dia menyerahkannya kepada istrinya Melania.

"Kamu bisa bawa pulang sayang, mungkin kita akan membingkainya. Itu satu-satunya tajuk bagus yang pernah saya miliki di The Washington Post," seloroh Trump.

Lebih dari tiga perempat pidato Trump dihabiskan untuk berterima kasih kepada pendukung Partai Republik yang telah berdiri di sisinya selama kontroversi. "Anda mengembangkan persahabatan ketika Anda sedang bertempur dan berperang," ujarnya.

Trump awalnya mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Mayoritas Senat Partai Republik Mitch McConnell, yang bekerja dengan Gedung Putih untuk memberikan suara dan mengelola persidangan di senat.

"Mitch, dia berada di sana sejak awal. Ia tidak pernah berubah. Dan Mitch McConnell, saya ingin memberi tahu Anda, Anda melakukan pekerjaan yang fantastis,” kata Trump kepada rekannya.

Sementara dengan riang menceritakan anekdot tentang temannya, Trump juga memiliki kata-kata untuk orang-orang yang telah mendukung pemakzulannya. Dia memerintahkan Senator Mike Lee untuk menyapa orang-orang di Utah. "Dan katakan pada mereka aku minta maaf tentang Mitt Romney," ucap Trump.

Romney adalah satu-satunya politisi Partai Republik di kedua kamar yang memilih pemakzulan dan pelengserannya. Setelah itu, Trump mengatakan angka jajak pendapat terhadap Romney "turun drastis."

Kata-kata paling keras Trump ditujukan untuk Partai Demokrat diu DPR.

“(Ketua Komite Intelijen DPR) Adam Schiff adalah orang yang kejam, mengerikan. (Ketua DPR) Nancy Pelosi adalah orang yang mengerikan. Dan dia ingin memakzulkan dahulu kala. Ketika dia berkata, 'Saya berdoa untuk presiden,' dia mungkin berdoa, tetapi dia berdoa sebaliknya. Saya ragu dia berdoa sama sekali," tukasnya.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9014 seconds (0.1#10.140)