Uang Masih Berpengaruh Besar Terhadap Keputusan Pemilih di Makassar

Senin, 24 Februari 2020 - 23:00 WIB
Uang Masih Berpengaruh Besar Terhadap Keputusan Pemilih di Makassar
Ilustrasi. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Uang masih punya pengaruh besar terhadap keputusan arah dukungan pemilih pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (pilwalkot) Makassar 2020. Itu terpotret dari hasil riset Parameter Publik Indonesia (PPI).

Direktur Eksekutif PPI, Ras MD mengatakan, dari 440 responden yang dipakai sebagai sampel riset, 23 persen di antaranya menyebut uang sangat berpengaruh terhadap keputusan dalam menentukan kandidat mana yang akan didukung. Kemudian 21 persen menjawab cukup berpengaruh.

14 persen responden lannya menjawab uang kurang berpengaruh, lalu 40 persen menganggap tidak berpengaruh sama sekali. Serta dua persen tidak menjawab atau tidak tahu.

"Jika kita tambahkan 23 persen untuk poin 'sangat berpengaruh' dan 21 persen untuk poin 'cukup berpengaruh', maka menjadi 44 persen. Sehingga dari hasil riset kami menunjukkan bahwa, politik uang memang masih berpengaruh di Kota Makassar," kata Ras MD saat rilis di Hotel Mercure, Makassar belum lama ini.

Ras MD menyampaikan, riset ini dilakukan sejak tanggal 1 hingga 6 Februari 2020 lalu. Metodologi yang digunakan ialah multistage random sampling dengan melibatkan 440 responden. Memiliki margin of error 4,8 persen dengan tingkat kepercayaan di atas 95 persen.

Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Dr Abdi tak menilai politik uang di Kota Makassar memang cukup tinggi. Namun bagi dia, angka 21 persen dengan variabel 'cukup berpengaruh' itu masih tergolong dinamis.

"Saya rasa, angka 21 persen itu masih bisa berubah. Mungkin mengambil apa yang diberikan, tapi pengaruhnya tidak terlalu kuat. Bisa saja dia tak mengikuti atau menggadaikan suaranya dengan iming-iming saja," ujar Dr Abdi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (24/2/2020).

Dia melanjutkan, pemilih di Kota Makassar tergolong sudah cerdas. Hal itu dibuktikan dengan hasil survei yang mencapai 14 persen kurang berpengaruh, dan 40 persen dianggap tidak berpengaruh sama sekali.

"Nah jika ini digabungkan juga, maka tingkat ketidakpengaruhan politik uang sebanyak 54 persen. Masih jauh lebih tinggi dengan gabungan dua variabel pengaruh tersebut," terangnya.

"Kenapa demikian, karena tingkat kedewasaan berpolitik warga Kota Makassar lebih matang. Mengingat tingkat pendidikan pemilih Kota Makassar kan SMA ke atas. Jadi mereka tergolong pemilih cerdas," bebernya.
(man)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.3728 seconds (0.1#10.140)