Kapolda Papua Sebut Sopir Truk Tewas Dimassa Bukan Pelaku Tabrak Lari

Kamis, 27 Februari 2020 - 20:08 WIB
Kapolda Papua Sebut Sopir Truk Tewas Dimassa Bukan Pelaku Tabrak Lari
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyayangkan aksi main hakim sendiri warga terhadap sopir asal Polman yang akhirnya meninggal dunia. Foto iNews TV/Edy S
A A A
JAYAPURA - Kepala Polda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, angkat bicara ihwal video viral terkait sopir truk asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar, yang tewas dimassa di hadapan polisi bersenjata lengkap. Kata Paulus, pihaknya sudah menurunkan tim khusus ke wilayah Dogiyai guna mengetahui kejadian sesungguhnya.

"Tim sudah kita turunkan, kita coba klarifikasi tentang fakta sesungguhnya dari kejadian itu. Apabila itu bukan maka saya pikir para pelaku tetap harus diproses hukum," kata Paulus kepada awak media di Mapolresta Jayapura, Kamis (27/2/2020).

Dalam video viral berdurasi 2 menit 8 detik, tampak aksi pemukulan brutal yang dilakukan masyarakat terhadap sopir truk rute Nabire-Dogiyai. Korban diketahui bernama Yus Yunus yang dituduh melakukan tabrak lari terhadap pemotor dan babi. Video ini lantas membuat publik murka karena korban tewas di hadapan polisi bersenjata yang tampak tidak berdaya menahan massa.

Kapolda Papua mengaku prihatin atas aksi main hakim sendiri warga yang telah berada dalam perlindungan aparat. Dari informasi yang diperolehnya, korban bukanlah merupakan pelaku tabrak lari. Artinya, massa salah sasaran.

"Saya cukup menyesalkan juga, prihatin, saya dapat informasi bahwa korban itu dicurigai melakukan tabrak lari terhadap korban yang meninggal itu, tapi ternyata bukan dia," kata dia.

Paulus juga mengakui jika jajarannya tersebut tidak maksimal melindungi korban. Ia mengaku hal ini situasional. "Ini juga sudah dalam pengawasan perlindungan kepolisian, harusnya mereka mampu melindungi korban. Tapi oke itu situasional, nanti kita akan cek semua. Kemudian, saya bayangkan kalau anggota itu melakukan tindakan tegas kepada masyarakat pasti ada korban, kalau mau kuat-kuatan," timpalnya.

Mantan Kapolda Sumut ini juga menyesalkan sikap tidak menghormati aparat penegak hukum yang hadir di lokasi untuk menyelesaian persoalan. "Saya berharap kedepannya, apabila sudah dalam perlindungan kepolisian, tolong masyarakat harus pahami, jangan terus memaksa kehendak."

"Mereka harusnya menghormati dan menghargai kami, anggota sudah ada di lapangan datang dari jauh-jauh untuk menangani permasalah ini, tapi begini, sekali lagi saya prihatin atas masalah ini, karena ini salah alamat, dugaan saya itu salah alamat," tandas Paulus.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5830 seconds (0.1#10.140)