Bupati Dogiyai Papua Turut Berduka dan Minta Maaf ke Warga Sulawesi

Jum'at, 28 Februari 2020 - 13:56 WIB
Bupati Dogiyai Papua Turut Berduka dan Minta Maaf ke Warga Sulawesi
Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa, turut berduka dan memohon maaf kepada warga Sulawesi atas aksi main hakim warganya terhadap sopir truk asal Polman. Foto/Istimewa
A A A
JAYAPURA - Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa, angkat bicara ihwal aksi main hakim sendiri warga yang menewaskan sopir truk asal Polewali Mandar (Polman), Sulbar, bernama Yus Yunus (25). Mewakili masyarakat Dogiyai, Papua, ia menyampaikan rasa duka cita mendalam dan permohonan maaf kepada keluarga korban, termasuk kepada warga Sulawesi.

Kematian Yus Yunus memicu kemarahan publik, khususnya warga di Pulau Sulawesi. Sejumlah aksi solidaritas dilakukan menuntut proses hukum terhadap massa yang menganiaya sopir truk Nabire-Dogiyai itu. Terlebih, Yus Yunus tewas diamuk massa disaksikan oleh aparat polisi bersenjata lengkap.

"Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas nama para pelaku penyeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak korban almarhum Yus Yunus dan keluarganya," kata dia dalam siaran persnya kepada awak media, Jumat (28/2/2020).

"Dan kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan dimanapun berada," sambung Bupati Dogiyai.

Baca Juga:Kapolda Papua Sebut Sopir Truk Tewas Dimassa Bukan Pelaku Tabrak Lari

Bupati Dogiyai secara tulus mendoakan agar arwah Yus Yunus diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa serta pihak keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan. Begitu pula untuk korban pengendara sepeda motor Demianus Mote yang turut tewas dalam kecelakaan akibat hewan babi di lokasi kejadian.

"Kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima, dan kami juga ucapkan turut berduka cita yang mendalam atas meniggalnya almarhum Demianus Mote. Semoga Tuhan menerima arwah almarhum, dan keluarga diberikan penghiburan dan kekuatan untuk me jalani hidup," ucapnya lagi.

Bukan karena Babi
Dalam rilisnya, Bupati Yakobus juga mengklarifikasi soal aksi massa yang membunuh Yus Yunus tidak ada kaitannya dengan babi. Isu nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia tidaklah benar. Insiden itu murni di luar kendali, dimana massa emosi melihat ada pengendara motor yang tewas dan dikira korban tabrak lari.

"Para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Yus Yunus tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar," tegas dia.

Diakui dia, beberapa pihak mempunyai pemahaman dan kronologis yang berbeda-beda mengenai masalah ini. Perbedaan itu menyebabkan tanggapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, agar masalah tidak menjadi simpang siur dan agar menjadi terang-benderang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya.

"Maka kami mempercayakan pihak berwajib (kepolisian) untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini. Dan diharapkan hasil penyelidikan secara baik dan benar itulah yang perlu dipercayai," katanya.

Hindari Provokasi
Pemerintah Kabupaten Dogiyai, lanjut dia, berharap masalah ini tidak malah membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya. Perlu dipahami bersama, kata dia, bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya.

"Ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya," tegasnya.

Ia juga memohon semua pihak, terutama pihak korban dan pelaku untuk menahan diri, dan tidak melakukan aksi balas dendam. Semua masalah terkait ini harus melalui proses hukum.

"Pemerintah Kabupaten Dogiyai mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib (Polsek Kamu, Polres Nabire dan Polda Papua). Diharapkan kepada semua pihak juga untuk mendukung proses hukum ini," pungkasnya.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3901 seconds (0.1#10.140)