Dewan Adat Papua Minta Maaf Soal Tragedi Tewasnya Yus Yunus

Sabtu, 29 Februari 2020 - 15:33 WIB
Dewan Adat Papua Minta Maaf Soal Tragedi Tewasnya Yus Yunus
Dewan Adat Papua (DAP) menyampaikan permohonan maaf atas kasus penganiayaan Yus Yunus (25) sopir truk Jalan Trans Nabire - Dogiyai oleh warga di Kampung Ekimani Dogiyai.Foto/iNews TV/Edi Siswanto
A A A
JAYAPURA - Dewan Adat Papua (DAP) menyampaikan permohonan maaf atas tragedi tewasnya Yus Yunus, sopir truk asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar, yang diamuk massa di Jalan Trans Nabire-Dogiyai. Yus Yunus meregang nyawa di hadapan polisi bersenjata lengkap karena dihakimi massa dari Kampung Ekimani, Kabupaten Dogiyai, Papua pada Minggu (23/2/2020) lalu.

Kematian Yus Yunus viral di media sosial (medsos), setelah video detik-detik sebelum kematiannya tersebar. Aksi solidaritas, khususnya di Pulau Sulawesi terjadi menuntut pengusutan tuntas kasus tersebut. Terlebih, beredar informasi bahwa Yus Yunus bukanlah pelaku tabrak lari dan tidak pula menabrak babi.

Sekretaris DAP, Jhone Gobay, menyatakan atas nama masyarakat Papua, pihaknya menyampaikan permohonan maaf, baik kepada keluarga Yus Yunus maupun kepada warga Sulbar maupun Sulsel. Tragedi itu diharapnya tidak merembes ke konflik sosial dan diserahkannya ke kepolisian guna mengusut tuntas kasus tersebut.

Baca Juga:Bupati Dogiyai Papua Turut Berduka dan Minta Maaf ke Warga Sulawesi

"Atas nama masyarakat Meepago yang ada di Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deiyai, sebagian Kabupaten Mimika, dan sebagian Kabupaten Nabire, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada keluarga, saudaraku almarhum Yus Yunus dan seluruh masyarakat Sulawesi Barat yang ada di Indonesia," kata Jhone.

Jhone berharap pintu maaf tersebut dibuktikan seluas-luasnya oleh keluarga korban dan warga masyarakat Sulbar dan Sulsel. "Kami mohon maaf, kami sungguh mengharapkan maaf kami masyarakat Meepago yang ada di Kabupaten Dogiyai, khususnya Kampung Ekimani dan seluruh masyarakat yang ada di Papua. Sekiranya pintu maaf itu dapat terbuka, dan kami harap dapat diterima," ucapnya.

Baca Juga:Kapolda Papua Sebut Sopir Truk Tewas Dimassa Bukan Pelaku Tabrak Lari

Jhone mengaku kehadiran korban dan para sopir di Dogiyai telah membantu pembangunan di wilayah adat Meepago. "Kejadian ini tanpa direncanakan, dan tanpa diinginkan oleh kami semua. Kejadian ini spontan ketika masyarakat melihat korban Demianus Mote tergeletak di jalan, sehingga terjadi emosional yang menyebabkan saudara kami Yus Yunus meninggal dunia," kata Jhone.

Pihaknya juga meminta tidak muncul reaksi balasan, dan mengarah menjadi kasus rasial. "Saya minta, jangan kasus yang terjadi spontan ini kemudian digoreng karena kita semua tidak tahu menahu dan juga tidak terkait dengan persoalan ini. Untuk itu, kami meminta kepada polisi untuk melakukan olah TKP mengungkapkan fakta yang sesungguhnya terjadi," ucapnya.

Baca Juga:Bupati Polman Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Yus Yunus

Pihaknya juga meminta Pemerintah Daerah Dogiyai membentuk tim penanganan konflik sosial tersebut, sehingga konflik tidak berlarut dan dapat diselesaikan dengan baik.

"Apakah langkah rekonsiliasi, atau langkah mediasi agar konflik ini, antara para sopir-sopir truk ini dan juga sopir-sopir yang lain dan juga orang non Papua yang ada di Dogiyai dan juga di Meepago itu merasa tenang dan nyaman bekerja dan tinggal di sana. Karena bukan satu sopir yang ada di sana, yang juga dibutuhkan pelayanan mereka. Tidak perlu ada penambahan pasukan, biarkan oleh tim ini dicarikan solusi terbaik," pungkasnya.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9165 seconds (0.1#10.140)