Stok Makin Berkurang, Harga Gula Pasir Mulai Melonjak

Senin, 09 Maret 2020 - 18:29 WIB
Stok Makin Berkurang, Harga Gula Pasir Mulai Melonjak
Harga gula pasir di sejumlah daerah mulai melonjak menyusul semakin berkurangnya stok di pasaran. Foto: Ilustrasi
A A A
PAREPARE - Harga gula kristal putih (GKP) atau gula pasir konsumsi semakin melonjak. Bahkan sudah menembus angka Rp17 ribu perkilo dari sebelumnya Rp12 ribu perkilo.

Di tingkat pedagang pengecer, harga gula pasir yang normalnya berada dikisaran Rp13,5 ribu perkilogram kini naik menjadi Rp17 ribu perkilogram.

Eni, salah seorang warga Kecamatan Ujung mengatakan, kenaikan tersebut membuatnya kaget, karena dianggap sangat drastis.

"Saya malah beli Rp17 ribu perliter. Naiknya sampai Rp5 ribu perliter dari sebelumnya Rp12 ribu perliter," katanya.

Itupun, kata Eni, dirinya harus berkeliling di beberapa tempat, karena beberapa mini market yang biasanya tempatnya beli gula, stoknya kosong.

Sementara Hendri, salah satu pedagang campuran di Pasar Semi Modern Lakessi Parepare mengaku, jika kenaikan harga gula naik sejak seminggu terakhir.

“Sudah seminggu ini naik. Kalau perliternya menjadi Rp15 ribu dari harga Rp12 ribu," katanya.

Hendri mengaku naiknya harga gula lantaran stok yang mulai menghilang dari pasaran.

“Barang memang tidak ada. Stok kosong, yang saya jual stok yang masih ada,” akunya.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Sekretaris Dinas Perdagangan Parepare Siti Rahma tidak membantah jika dari pantauan yang dilakukan pihaknya sejak beberapa hari, harga gula memang mengalami kenaikan dengan rata-rata Rp5 ribu perkilonya.

"Tapi masih ada swalayan yang membandrol harga Rp15 ribu perkilo," ungkapnya.

Stok gula, kata Rahma, secara Nasional mengalami penurunan. Stok pemasok gula terbesar pun, kata dia, kosong. Hal itu, kata dia, juga berdasarkan koordinasi yang telah dilakukan pihaknya dengan provinsi.

Tapi, kata Rahma, pihaknya juga berharap segera ada solusi menyusul telah diterbitkannya izin impor gula oleh Menteri Perdagangan, yang diumumkan belum lama ini pada rapat koordinasi Menterian Perdagangan, yang jumlahnya diperkirakan sebanyak 438.802 ton.

"Kami juga belum bisa melakukan operasi pasar, karena Bulog yang merupakan mitra kami pada setiap kegiatan operasi pasar, juga tidak memiliki stok gula," jelas Rahma.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8794 seconds (0.1#10.140)