Kuota dan Biaya Haji 2020 Turun, Sulsel Dapat Jatah 7.272 Jamaah

Sabtu, 14 Maret 2020 - 09:37 WIB
Kuota dan Biaya Haji 2020 Turun, Sulsel Dapat Jatah 7.272 Jamaah
Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menetapkan kuota haji Indonesia tahun 1440 Hijriah atau 2020 Masehi. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
MAKASSAR - Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menetapkan kuota haji Indonesia tahun 1440 Hijriah atau 2020 Masehi. Khusus Sulawesi Selatan mendapatkan jatah sebanyak 7.272 orang.

Penetapan ini berdasarkan tindak lanjut atas surat keputusan (SK) gubernur Sulsel bernomor: 739/III/Tahun 2020 yang diteken 13 Maret 2020 tentang Penetapan Kuota Haji Kabupaten/Kota di Sulsel Musim Haji 1441 H/2020 M. Berdasarkan SK tersebut, Kota Makassar mendapatkan kuota terbanyak yakni 1.127 orang, disusul Kabupaten Bone 742 orang dan Gowa 527 orang.

Dari total kuota tersebut, sudah termasuk di dalamnya 83 orang calon jamaah haji lanjut usia (lansia), petugas haji daerah (PHD) 49 orang, kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) lima orang. Lihat grafis kuota dan biaya jamaah haji Sulsel tahun 2020.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sulsel, Kaswad Sartono mengatakan, kuota calon haji di Sulsel mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Tahun 2019 lalu, kuota untuk Sulsel disebutkan total 7.296 orang.

“Jadi untuk pembagian kuota tahun ini dilihat dari berbagai aspek, termasuk usia lansia kemudian petugas haji, kemudian KBIH. Tahun ini memang pengurangan. Tapi kita tidak tahu nanti apakah ada penambahan atau tidak,” kata Kaswad yang dihubungi KORAN SINDO, kemarin.

Pengurangan kuota haji di Sulsel, juga membuat biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun ini menurun. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang BPIH Tahun 1441H/2020 M khusus untuk Embarkasi Makassar ditetapkan sebesar Rp38.352.602.

Jumlah itu diklaim lebih tinggi dibandingkan biaya haji tahun 2019 lalu. “Alhamdulillah. Biaya perjalanan ibadah haji di Sulsel terjadi penurunan. Kalau saya hitung selisihnya Rp855.000 ribu dibanding tahun 2019 lalu,” ucap Kaswad.

Namun Kaswad menegaskan, meskipun ada penurunan BPIH, Kemenag akan mendorong peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, baik itu dari segi pelayanan kesehatan hingga konsumsi jamaah kelak jika di Tanah Suci.

“Pemerintah khususnya kemenag dengan seluruh stakeholder, tetap berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Bahkan bukan hanya kualitas, tapi juga kuantitas. Contoh begini, tahun lalu itu makan konsumsi di Mekkah 40 kali. Tahun ini 2020, makan di Mekkah itu 50 kali,” jelasnya.

Setelah penetapan kuota ini, Kemenag akan melakukan sosialisasi. Sembari menyusun jadwal agenda tahapan berikutnya seperti mempersiapkan jadwal pelunasan BPIH bagi calon jamaah haji. “Jadwalnya belum ada, tapi mungkin dalam waktu singkat. Nanti ada jadwal gelombang pertama untuk periode pertama dan periode kedua,” ujar Kaswad.

Sementara masa tunggu atau waiting list jamaah haji di Sulsel masih lama. Berdasarkan data Kemenag Sulsel per tanggal 13 Maret 2020, masa tunggunya hingga 32 tahun dengan total 233.464 jamaah yang harus mengantri. Karena itu, Kaswad berharap pemerintah bisa memberikan kuota yang lebih besar tiap tahun kedepan.

Kewaspadaan akan merebaknya virus korona (Covid-19) juga patut menjadi perhatian. Pasalnya, Pemerintah Arab Saudi sebelumnya melaporkan menghentikan sementara kegiatan umrah selama tahun 2020 untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas.

Hanya saja, Kaswad mengaku, khusus untuk penyelenggaraan ibadah haji belum ada imbauan khusus dari pemerintah pusat hingga pihak Arab Saudi. “Belum ada. Yang ada itu adalah terkait dengan penundaan visa umrah dan visa lain. Yang jelas ini virus korona bukan hanya (Indonesia), tapi juga di negara lain. Kita lihat pertandingan sepakbola di Eropa juga tidak ada penontonnya," tukasnya.

Namun bukan berarti Kemenag tanpa persiapan. Dia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan langkah antisipasi pencegahan sejak dini kepada para calon jamaah haji menjelang mereka diberangkatkan ke tanah suci. Mengingat kata dia, masih ada beberapa bulan persiapan sebelum tiba masa puncak haji.

“Kita ini sebagai penanggungjawab penyelenggaraan haji tentu siapkan segala sesuatu dari proses pelayanan, bimbingan intensif sejak awal di Tanah Air agar tidak terpengaruh dengan menyebarnya virus ini. Kita juga selalu berdoa mudah-mudahan penyebaran virus korona ini segera ditarik oleh Allah SWT,” harap Kaswad.

Sedangkan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulsel, Anwar Abu Bakar mengaku, sampai saat ini belum ada keterangan atau kebijakan khusus terhadap pelaksanaan ibadah haji di tengah merebaknya virus korona. Diapun meminta masyarajat bersabar di tengah kebijakan penangguhan umrah sebelumnya.

“Tentu kita harus menghormati kebijakan pemerintah Arab Saudi. Bahwa merebaknya virus korona adalah bencana alam yang harus disikapi dengan bijak. Kita menghimbau kepad seluruh calon jamaah haji dan umrah untuk bersikap sabar sambil menunggu kebijakan pemerintah Arab Saudi selanjutnya,” ujar Anwar melalui pesan elektroniknya.

Namun, Anwar berharap agar calon jamaah haji tahun ini mulai mempersiapkan diri, utamanya menjaga kesehatan sejak dini. “Kepada jamaah dihimbau untuk bisa menjaga kesehatan dan ikut berdoa semoga wabah virus corona ini segera dapat diatasi,” ujar dia.
(sss)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6712 seconds (0.1#10.140)