Ditertibkan, 35 Pak Ogah di Makassar Dipulangkan ke Daerah Asal

Selasa, 17 Maret 2020 - 07:29 WIB
Ditertibkan, 35 Pak Ogah di Makassar Dipulangkan ke Daerah Asal
Puluhan Pak Ogah yang terjaring razia dipulangkan ke daerah asal masing-masing setelah menandatangani pakta integritas. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAKASSAR - Tim terpadu kemacetan lalu lintas Sulsel, berhasil menertibkan dan mengamankan sebanyak 35 pengatur lalu lintas liar atau pak ogah sejak selama sepekan terakhir beroperasi di ruas jalan Kota Makassar.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Aruddini mengatakan, puluhan pak ogah tersebut telah diminta untuk menandatangani pakta integritas. Dimana kesepakatan untuk tidak lagi mengulangi perbuatan.

"Kalau pak ogah kurang lebih 35 orang yang sudah diminta keterangannya. Kita sudah buatkan pakta intergritas. Terus dipulangkan ke daerahnya masing-masing," tutur Aruddini, Senin, (15/03/2020).

Dia menjelaskan, para pak ogah itu dipulangkan karena mereka bukan berasal warga asli Makassar. Mereka yang terjaring, sebut Aruddini, kebanyakan dari Kabupaten Jeneponto hingga Takalar.

Rencana awalnya, mereka yang terjaring akan didorong agar bisa dibina dan diberdayakan. Pemberdayaan tenaga pak ogah ini melibatkan dunia usaha, agar mereka bisa bekerja lebih baik.

"Tetapi persoalan kemudian muncul, sebagian besar tidak memiliki KTP, sehingga orientasi kita agar bisa diberdayakan dengan pelibatan dunia usaha, sulit dipertanggungjawabkan," sambungnya.

Meski dipulangkan, para pak ogah ini diharapkan tetap diadvokasi oleh pemerintah daerah setempat. Tim terpadu akan mengawal kepulangan pak ogah tersebut agar tidak kembali lagi melakukan aktivitas di Kota Makassar.

"Setelah itu anggota saya ikuti ke daerahnya tempat dia tinggal. Kita advokasi nanti ke pemerintah daerahnya untuk diberi penyuluhan. Setelah itu kita mau rapat, model paling efektif pola pembinaan ini mau ditentukan kriteria orangnya seperti apa. Karena yang dijaring ini berpenduduk di luar kota Makassar," urai dia.

Aruddini tak menampik, penertiban pak ogah yang paling efektif saat ini adalah pemberdayaan. Dengan mendorong dunia usaha memanfaatkan tenaga mereka. Langkah penertiban, dikatakan hanya bersifat sementara.

"Langkah operasi penertiban ini sifatnya sementara. Belum jadi jaminan itu berhenti total, meski pak ogah mulai berkurang tapi itu bisa kembali lagi. Model lemberdayaan masyarakat itu yang paling efektif, dan ini sementara dimatangkan konsepnya," jelasnya.

Diketahui, tim terpadu kemacetan lalu lintas ini melibatkan beberapa unsur tidak hanya dari dishub saja, namun juga satpol pp, hingga kepolisian. Tim ini beroperasi di ruas jalan yang dianggap banyak pak ogah, seperti di Jalan Pettarani, Jalan Sultan Alauddin, Jalan Urip Sumiharjo, Jalan Nusantara, hingga di titik simpang 5 Bandara Sultan Hasanuddin.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2183 seconds (0.1#10.140)