Ribuan Awak Kapal Induk Nuklir AS Akan Dikarantina di Guam

Kamis, 02 April 2020 - 15:37 WIB
Ribuan Awak Kapal Induk Nuklir AS Akan Dikarantina di Guam
Kapal induk AS, USS Theodore Rosevelt, bersandar di Guam. Foto/ABC.Net
A A A
HAGATNA - Sekitar hampir 3.000 pelaut di atas kapal induk nuklir USS Theodore Roosevelt milik Amerika Serikat (AS) akan dibawa ke pulau kecil di Pasifik, Guam. Tindakan ini dilakukan untuk mengkarantina awak kapal dalam menghadapi wabah virus corona alias covid-19.

Diketahui ada sekitar 5.000 kru di kapal induk nuklir USS Theodore Roosevelt dan jumlah pelaut yang dites positif corona mendekati 100 orang. Tidak ada seorang pun di kapal yang dilaporkan meninggal.

Sementara itu mereka yang dites negatif akan dibawa ke pangkalan militer dan hotel setempat untuk dikarantina, dengan kebijakan tidak ada kontak antara pelaut dan masyarakat setempat. Para pelaut yang diturunkan dari kapal induk tersebut dianggap berisiko.

Presiden Asosiasi Medis Guam, Thomas Shieh mengatakan kepada ABC Radio Australia Pacific Beat bahwa ia yakin mereka dapat menjaga populasi lokal dan juga para pelaut. "Ini adalah pelaut yang sehat jadi saya tidak terlalu peduli dengan status kesehatan," katanya seperti dilansir dari ABC.Net, Kamis (2/4/2020).

Tetapi beberapa pelaut akan tetap berada di atas kapal untuk melakukan tugas-tugas penting. "Ini adalah kapal perang yang memiliki tenaga nuklir sangat berbeda dengan kapal pesiar," ujar Shieh.

"Mereka harus membuat beberapa orang tetap di sini untuk menjaga kesiapan pertempuran," imbuhnya.

Guam adalah wilayah AS yang berada di wilayah Pasifik. Wilayah ini sendiri menghadapi keadaan darurat virus Corona. Pulau ini hanya memiliki 250 tempat tidur staf rumah sakit dan memiliki sebagian besar kasus di Pasifik dengan 77 kasus infeksi yang dikonfirmasi dan tiga kematian.

Sebelumnya komandan kapal induk USS Theodore Roosevelt, Kapten Brett Crozier, telah memberikan peringatan dalam sebuah memo kepada para pemimpinnya di mana ia meminta izin untuk mengisolasi sebagian besar anggota krunya di pantai.

Kapten Crozier mengatakan penyebaran penyakit ini semakin cepat dan bisa menginfeksi semua kru kecuali 10 persen dari awak kapal dikarantina untuk menghentikan penyebaran virus. "Kami tidak berperang. Para pelaut tidak perlu mati," katanya.

"Jika kita tidak bertindak sekarang, kita gagal merawat dengan baik aset kita yang paling tepercaya - pelaut kita," imbuhnya.

Para pemimpin Angkatan Laut dengan cepat memuji kapten karena membawa sifat mengerikan masalah ini ke perhatian mereka. Mereka menepis saran bahwa dia bisa dihukum karena masalah itu menjadi publik begitu cepat.

Sebagian Kru Tetap di Kapal
Pelaksana sekretaris Angkatan Laut AS, Thomas Modly, menegaskan bahwa sementara beberapa ribu pelaut akan meninggalkan kapal, pelaut lain akan tetap di atas kapal untuk terus melindungi kapal dan menjalankan sistem kritis.

"Kami tidak bisa dan tidak akan memindahkan semua pelaut dari kapal," kata Modly kepada wartawan di Pentagon.

Dia mengatakan para pejabat akan mengirim sebanyak mungkin pelaut dari kapal sambil tetap menjaga keselamatan. Sekitar 1.000 sudah mendarat, dan jumlah itu akan bertam setidaknya 2.700 dalam beberapa hari.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0882 seconds (0.1#10.140)