Larutan Uji Covid-19 Langka, Pemeriksaan Laboratorium Mulai Terbatas

Jum'at, 03 April 2020 - 07:52 WIB
Larutan Uji Covid-19 Langka, Pemeriksaan Laboratorium Mulai Terbatas
Pemeriksaan uji spesimen covid-19 di laboratorium Makassar mulai terkendala. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Pemeriksaan uji spesimen covid-19 di laboratorium Makassar mulai terkendala. Penyebabnya,stok larutankhusus untuk melakukan uji swab mulai terbatas.

"Yang diuji sementara ini ada di BBLK. Tapi kami untuk saat ini belum tahu berapa banyak yg disana," ungkap Kakesdam XIV/Hasanuddin, Kolonel Ckm dr. Soni Endro Cahyo Wicaksono kepada SINDOnews.

Diketahui, ada dua laboratorium uji spesimen Covid-19 yang dipusatkan di Makassar. Yakni laboratorium Unhas dan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.

"Kita alatnya cukup, cuma kita terkendala dengan ada larutan penambah dari untuk mengekstrak dari virus ini yang memang kondisinya masih langka. Agak sulit didapatkan dan itu harus diambil dan didistribusikan dari Jakarta. Sehingga kondisi inilah yang menyebakan berbagai hal menjadi kendala di dalam pemeriksaan laboratorium," tambahnya.

Soni menjelaskan, pemeriksaan laboratorium untuk mendapat hasil pemeriksaan swab sangat penting dilakukan. Pemeriksaan yang dilakukan khusus PDP ini pentig untuk mendapatkan data apakah pasien bersangkutan dinyatakan positif atau tidak.

"Pasien seperi apa yang harus di-swab? Dalam protokol dikatakan bahwa pasien yg dicurigai PDP. Pasien PDP hendaknya dilakukan swab. Kemudian, setelah swab pertama dinyatakan positif, akan dilakukan penindakan lanjutan. Demikian juga negatif akan diedukasi walaupun swab-nya negatif, siapa tahu disitu ada berbentuk carrier (pembawa virus)," imbuhnya.

Hasil swab yang dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium itupun menjadi penentu untuk menetapkan pasien positif sembuh. Sesuai protokol pemeriksaan, seorang pasien positif Covid-19 setidaknya harus menjalani dua kali oemeriksaan hasil swab yang hasilnya negatif dua kali berturut-turut untuk dinyatakan sembuh.

"Kita tergantung demgan alat. Jadi alat banyak sekali variabel yang menyebabkan pemeriksaan itu ada yang false negatif dan false positif," jelas Soni yang juga Ketua Satgas Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel.

Data pantauan di portal resmi Covid-19 Sulsel per tanggal 2 April 2020 pukul 19.08 WITA, tercatat khusus PDP total 123 orang. Dengan rincian 56 dirawat, 4 sembuh, dan 4 meninggal.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulsel, Husni Thamrin tak menampik, mereka yang berstatus PDP ini pada dasarnya harus menjalani pemeriksaan swab di laboratorium. "Kapan mesti di-swab? Sudah jelas di masing-masing rumah sakit ketika dia sudah masuk pada tataran PDP harus diswap, yang mana PDP itu ada (riwayat) kontak (pasien positif, (dan ada gejala) sesak, batuk, dan dinyatakan pneumonia," tukas Husni.

Dia melanjutkan, dua laboratorium di Makassar untik uji spesimen Covid-19 memiliki kemampuan pemeriksaan spesimen 160 sampel. Dengan rincian masing-masing 80 sampel per hari yang ditangani baik di laboratorium Unhas dan BBLK Makassar.

"Saya kira kondisi sekarang sudah cukup karena saya kira maksimal ini 160. Saya kira kondisi sekarang sudah cukup, karena rata-rata jug tidak sampai segitu ke BBLK. Lab yang ada masih siap mengantisopasi pemeriksaan lab ini," tegas Husni.
(sss)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6903 seconds (0.1#10.140)