Skimmer Asal Turki Ungkap Pengamanan ATM di Indonesia Lemah

Kamis, 22 Maret 2018 - 19:03 WIB
Skimmer Asal Turki Ungkap Pengamanan ATM di Indonesia Lemah
Dua pelaku kasus Skimming ATM (baju orange) dihadirkan pada sesi prescon di Aula Kantor Imigrasi Makassar. Foto: Muchtamir Zainuddin/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Kondisi pengamanan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) perbangkan di Indonesia sangat lemat diserang pelaku skimmer.
Hal itu diketahui dari pengakuan dua pelancong berkebangsaan Turki Hayrullah Ceylan, 38, dan Ismail Yoru, 34, yang berhasil membobol rekening nasabah.

Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sulsel Kaharuddin Ali, menyebutkan, kedua turis perpaspor Turki itu mengaku sengaja beraksi di Indonesia setelah mengetahui pengamanan ATM yang lemah.

Berbeda dengan Indonesia, di sejumlah negara lain dan negara asalnya memiliki pengamanan ketat, seperti adanya petugas security yang berjaga setiap saat.

"Mereka menyampaikan sengaja memilih Indonesia karena sistem security ATM kita sangat lemah. termasuk longgar dibanding negara lain, di Turki negara mereka setiap ATM dijaga ketat oleh seorang security. Kita harap di Indonesia juga begitu," terang Kamaruddin.

Ceylan dan Yoru diketahui berhasil merampok Rp140 juta uang dari sepuluh nasabah didua bank berbeda, yakni Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI. Aksi pembobolan itu berhasil dilakukanm hanya dalam waktu sekira sebulan.

Kedua turis luar itu sebelum beraksi di Indonesia sempat melakukan kunjungan di Malaysia. Namun disana kondisi pengamanan ATM cukup ketat sehingga mereka kesulitan beraksi. Barulah pada Juni 2017 lalu komplotan pelancong nakal ini berwisata di Indonesia, tepatnya Kota Makassar.

Sebelum terbang ke Indonesia, WNA itu lebih dulu membeli alat skimmer secara online dari Thailand lalu dikirim ke Turki.

"Alat itu kemudian dibawa ke Indonesia lalu dipasang di lubang pengisian kartu ATM untuk membobol data pemilik kartu dan memasang micro kamera di atas tombol pin. Kamera itu hanya bertahan beberapa jam sehingga mereka memasang sehari dan datang lagi memeriksa alat yang sudah dipasang," terang Kaharuddin.

Sementara Ismail Yoru yang dikonfirmasi mengakui sengaja memilih Indonesia beraksi lantaran mudahnya menjebol sistem data ATM. Selain itu, kurangnya pengamanan di mesin transaksi keuangan elektronik itu memudahkan ulah mereka.

"Tapi pengamanan berbeda dengan negara saya. disini sangat mudah. Sistem maupun pengamanan di ATM dan bank," ujarnya.
(agn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4823 seconds (0.1#10.140)