Minim Fasilitas, Ujian SBMPTN Berlangsung dengan Dua Cara

Selasa, 08 Mei 2018 - 23:24 WIB
Minim Fasilitas, Ujian SBMPTN  Berlangsung dengan Dua Cara
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Karena minim fasiltas Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) harus dilakukan dengan dua cara, yakni Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Meski dilakukan dengan dua cara, pelaksanaan SBMPTN berlangsung aman dan terkendali.

Wakil Rektor Bidang Akdemik UNM, Prof Muharram mengatakan, tahun ini pelaksanaan SBMPTN berlangsung di lokasi 82 yang meliputi Sektor Unhas, Sektor UNM, dan Unsulbar memakai dua cara, yakni UTBC dan UTBK.

“Ada komputer ada yang bukan komputer. Penggunaan komputer sebenarnya lebih praktis, tidak menyusahkan lagi para peserta ujian untuk mengisi jawaban. Kalau komputer kan, asal bagus mi cara mengisinya, ya sudah bisa,” katanya, Selasa (8/5/2018).

Dengan perincian ujian tulis berbasis cetak (UTBC), peserta di Univeritas Hasanuddin sebanyak 28.462, UNM sebanyak 19.790 dan Unsulbar sebanyak 2.450. Selain menyediakan model UTBC, panitia SBMPTN 2018 juga membuka bentuk ujian tulis berbasis komputer (UTBK).

Padahal, dari pemerintah pusat dalam hal ini Kemenristek Dikti mendorong agar semua peserta ujian dapat menggunakan komputer.

“Sebenarnya didorong oleh Menteri untuk memakai komputer semua. Tetapi, mau diapa kalau kurang ki fasilitas,” katanya.

Ia mengakui jumlah peserta ujian yang mencapai 51.800 peserta tidak memungkinkan panitia menyediakan komputer sebanyak itu. Terhitung 25.000 peserta yang menggunakan UTBK seluruh Indonesia. Di Panlok 82 sendiri, hanya Sebanyak 1.100 orang Peserta UTBK akan menggunakan desktop (PC) yang disediakan panitia. Sektor Unhas menyediakan 500 komputer, dan UNM 600 komputer.

“Karena fasilitas juga tidak memadai, belum bisa kita laksanakan. Bayangkan kalua 51 ribu peserta ujian, untuk menyiapkan komputer desktop 51ribu itu dak mungkin. Belum mampu kita, hampir seluruh Indonesia hampir tidak ada yang pakai komputer. Jika dihitung seluruh Indonesia hanya 25ribu yang memakai komputer,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Hasanuddin, Dwia Aries Tina Pulubuhu menargetkan Unhas bisa melaksanakan ujian UTBK menggunakan media ‘smart phone’ berbasis android. Tahun ini UTBK berbasis ‘smart phone android’ sedang diujicoba di Universitas Pajajaran, Bandung, sebanyak 500 peserta.

“Tahun depan kita sudah mendaftar untuk ujian Android itu. Kan, untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer kan sudah laksanakan tahun ini. Bahkan komputer saya tambah tahun ini, jadi tahun depan kita ikut bergabung dengan Unpad yang memakai Android,” ujarnya di sela-sela peninjauan.
(bds)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1297 seconds (0.1#10.140)