Pengamat: RUU Cipta Kerja Bukan Hanya Untungkan Pengusaha

Rabu, 15 Juli 2020 - 18:20 WIB
loading...
Pengamat: RUU Cipta Kerja Bukan Hanya Untungkan Pengusaha
Pengamat ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Muhammad Handry Imansyah. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Muhammad Handry Imansyah, berpendapat RUU Cipta Kerja akan menguntungkan seluruh rakyat Indonesia. Tidak betul, lanjut dia, bila regulasi ini hanya akan menguntungkan kalangan pengusaha.

“RUU Cipta Kerja bukan hanya untungkan pengusaha, tapi buruh dan seluruh rakyat Indonesia juga diuntungkan,” kata Handry, Rabu (15/7/2020).

Guru Besar Ekonomi Bisnis Universitas Lambung Mangkurat ini juga menilai RUU Cipta Kerja dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ada akibat pandemi COVID-19 yakni meningkatnya jumlah pengangguran.



Lebih jauh, ia menilai elit-elit buruh yang menolak RUU Cipta Kerja hanya mementingkan kepentingan buruh yang sudah bekerja dan tidak memikirkan kepentingan pengangguran.

“Elit pimpinan-pimpinan buruh ini mewakili kepentingan buruh yang sudah bekerja, tidak memikirkan kepentingan buruh yang akan masuk ke pasar kerja (pengangguran),” ujar Handry.

Kata dia, tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang banyak bagi pengangguran disebabkan adanya tuntutan upah yang terlalu tinggi. Kemudian, kata Handry, hal ini diperparah dengan rendahnya tingkat produktivitas dari buruh Indonesia.

“Dari RUU Cipta Kerja ini kan diharapkan bisa menciptakan keseimbangan,” kata Handry.



Terkait penolakan RUU Cipta Kerja, Handry mengatakan buruh-buruh di tingkat grassroot belum tentu memiliki sikap yang sama dengan para elit pimpinan buruh. Menurutnya, buruh di level grassroot belum tentu memiliki kepahaman yang utuh terhadap isi dari RUU Cipta Kerja.

“Dari sisi kepentingan buruh, itu buruh yang grassroot itu apakah dia tahu persis RUU Cipta Kerja apa isinya, kan nggak tahu persis kan. Saya yakin buruhnya tidak ngerti persis, paling dikasih penjelasan yang tidak lengkap,” ujar Handry.

“Padahal harusnya disuruh baca betul-betul, itu kan yang memimpin buruh tidak bekerja. Hanya lobi sana lobi sini jadi memeras keringatnya para buruh melalui iuran-iuran yang membuat pimpinan-pimpinan buruh itu hidupnya enak sekali,” tandasnya.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)