Tak Terima Pipinya Dicium Oknum Kades, Mahasiswi di Wajo Lapor Polisi

Kamis, 16 Juli 2020 - 17:29 WIB
loading...
Tak Terima Pipinya Dicium Oknum Kades, Mahasiswi di Wajo Lapor Polisi
Seorang oknum Kepala Desa (Kades) di Wajo bernama Abdul Karim, dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi. Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
WAJO - Seorang mahasiswi berinisial AP melaporkan Abdul Karim, Kepala Desa Lempong, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo ke polisi atas dugaan pelecehan seksual.

Menurut AP, pelecehan terhadap dirinya terjadi pada Minggu 12 Juni 2020 pukul 13.00 Wita di kantor Desa Lempong. AP bercerita, kejadian tersebut bermula saat ia hendak berpamitan kepadaAbdul Karim di hari terakhirnya menjalani kuliah kerja profesi (KKP) di kantor Desa Lempong.



Saat berpamitan, ia dan Abdul Karim berjabat tangan sebagai tanda perpisahan dan ucapan terima kasih telah diterima KKP di kantor Desa Lempong. Tapi, seusai berjabat tangan kata AP, Abdul Karim malah mencium pipi kanan dan kirinya.

"Saya kaget tiba-tiba pak Desa langsung cipika cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri), padahal di Desa Lempong tidak ada adat seperti itu. Terus caranya juga cipika cipiki bukan pipi sama pipi, melainkan mulutnya pak Desa yang mencium pipi saya," jelasnya kepada SINDOnews, Kamis (16/7/2020).

Tak sampai di situ kata AP, Abdul Karim kembali memanggilnyamasuk ke ruangan kerjanya. Di dalam kata AP, Abdul Karim kembali menciumnya dengan modus berterima kasih.

"Ciuman yang kedua, pak desa memanggil saya ke ruangannya, ia katanya sangat terbantu dengan kehadiran saya KKP di kantor Desa Lempong dan langsung mencium saya untuk kedua kalinya," lanjutnya.

Tidak sampai di situ, Abdul Karim yang sudah berpamitan untuk pulang, kembali masuk ke kantor desa, dengan alasan ingin mengambil stempel yang ketinggalan.

Stempel yang dicari Abdul Karim, berada persis di meja tempat AP mencetak laporan hasil KKP. Setelah mengambil stempel, Abdul Karim langsung mendekat ke kursi tempat di mana AP duduk dan kembali mencium untuk ketiga kalinya.

"Saya dicium tiga kali, ini sudah sangat kurang ajar, namun saat itu saya tidak bisa berkata-kata karena saya kaget diperlakukan seperi itu, apalagi pada saat itu saya hanya berdua di dalam kantor desa. Keluarga saya marah besar sehingga saya disuruh melaporkan kejadian ke pihak kepolsian," tuturnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2084 seconds (0.1#10.140)