Lutra Masuk Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Masyarakat Diminta Waspada

Kamis, 23 Juli 2020 - 10:38 WIB
loading...
Lutra Masuk Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Masyarakat Diminta Waspada
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani (depan) saat meninjau lokasi banjir bandang. Foto: Humas Pemkab Lutra
A A A
LUWU UTARA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI menyebutkan, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah tinggi. Untuk itu, masyarakat Lutra diminta selalu waspada terhadap potensi bencana banjir bandang susulan.

Hal itu diungkap Koordinator Bagian Informasi dan Humas Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Lutra, Arief R Palallo, usai mengikuti rakor penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor Lutra yang dilaksanakan secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Rabu kemarin.



Arief menyebutkan, Badan Geologi Kementerian ESDM adalah lembaga yang memiliki otoritas melakukan pemetaan zona kerentanan gerakan tanah.

“Jadi tanah kita ini memiliki gerakan tanah yang sangat rentan bergerak, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka berpotensi terjadi pergerakan tanah di wilayah pegunungan,” jelas Arief.

Untuk itu, kata Arief, masyarakat Lutra dimintatetap waspada terhadap potensi terjadinya banjir bandang susulan.

“Salah satu rekomendasi dalam rapat tadi adalah masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi terjadinya banjir bandang susulan, karena intensitas curah hujan juga masih cukup tinggi alias di atas normal,” terang Arief.

Masih kata Arief, berdasarkan kajian Badan Geologi Kementerian ESDM, potensi gerakan tanah di bulan Juli masih tetap ada.

“Hujan sampai saat ini kan masih terjadi, sehingga gerakan tanah di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, bisa memicu kembali terjadinya pergerakan tanah yang lebih aktif dan mudah untuk bergerak,” ujar Kadis Kominfo Lutra ini.



Lebih jauh Arief mengatakan, penyebab lain dari banjir bandang kemarin berdasarkan kajian Badan Geologi adalah adanya gangguan kestabilan lereng, di mana terjadi peningkatan kejenuhan lereng yang menyebabkan terjadinya longsor di batas sungai. Dan ini, sebut dia, telah berlangsung beberapa bulan terakhir sebelum terjadinya banjir bandang.

Untuk mengantisipasinya, Badan Geologi Kementerian ESDM juga memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak membangun rumah atau tempat berkumpul di sekitar aliran sungai. Untuk yang di hulu, masyarakat diminta menanam tumbuhan vegetasi berakar dalam dan kuat guna menahan lereng bekas longsor di pegunungan Magandang dan Lero.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1961 seconds (0.1#10.140)