4 tim beradu kekuatan dan kekompakan

Rabu, 27 Juni 2012 - 05:49 WIB
4 tim beradu kekuatan dan kekompakan
4 tim beradu kekuatan dan kekompakan
A A A
Piala Eropa 2012 sudah mencapai babak semifinal. Empat tim yang berlaga merupakan tim-tim terbaik. Banyak yang memprediksi akan lahir sejarah baru pada Piala Eropa kali ini.

Saya sendiri memprediksi Jerman berpeluang menjadi juara, meskipun pada setiap turnamen besar sekelas Piala Eropa dan Piala Dunia, Jerman sering kurang beruntung. Ada beberapa hal yang bisa dipetik dari tim-tim yang berhasil mencapai semifinal pada Piala Eropa sekarang.

Pertama adalah kekompakan tim dan kedua adalah kekuatan fisik dan mental. Jerman diisi oleh kombinasi pemain-pemain muda dan senior. Sebagian besar bermain di klubklub besar Eropa.

Keberhasilan Jerman menjadi tim yang solid tak lepas dari peran pelatihnya, Joachim Loew, yang berhasil meredam ego masingmasing pemain, meski kebanyakan berasal dari klub besar dan terkenal. Jerman merupakan tim dengan ketahanan luar biasa, tim dengan kekuatan mental super.

Kita bisa lihat semangat dan kekuatan fisik pemain-pemain Jerman di setiap pertandingan. Kejelian memanfaatkan peluang merata di setiap lini. Jerman memiliki barisan pemain penuh talenta. Loew beruntung memiliki banyak pilihan terutama untuk mengisi barisan lini tengah, ada Bastian Schweinsteiger, ada juga Sami Khedira yang meski masih muda tapi kemampuannya luar biasa.

Portugal yang di era Pelatih Luiz Felipe Scolari dan Carlos Queiroz lebih mengutamakan pada kemampuan individu, namun di era pelatih yang sekarang Paulo Bento, tim Portugal bisa kompak. Di tim ini, Ronaldo menjadi pemain favorit saya.

Pada Piala Eropa 2008 dan pada Piala Dunia 2010 lalu, saya melihat peran Ronaldo terlalu dominan, bahkan terkesan terlalu individual.Tapi kini ada perubahan pada diri Ronaldo, tidak lagi egois dan lebih pada kolektivitas tim. Pemain lainnya seperti Nani, Raul Meireles, dan Helder Postiga juga memberikan andil yang cukup besar.

Meskipun tidak ada pemain yang menonjol selain Ronaldo, kekompakan Portugal mampu mengantarkan mereka mencapai semifinal. Hal yang sama juga terjadi di Spanyol. Meskipun minim nama-nama besar, Spanyol mampu membuktikan mereka layak diperhitungkan.

Berhasil menjadi juara Eropa 2008 dan juara dunia 2010 dengan mengalahkan negara-negara yang menjadi rujukan sepak bola dunia, tentu menjadi prestasi yang spektakuler. Saya melihat ini sebagai keberhasilan Vicente del Bosque sebagai pelatih yang berhasil menerapkan sepak bola modern di tim Spanyol.

Spanyol secara individu merata dan tidak ada yang menonjol atau dominan, malah tim ini kekurangan striker, Del Bosque menggunakan strategi baru dengan mengandalkan fisik dan teknik. Banyak pemain muda dan kompak di Spanyol. Spanyol memiliki banyak pemain tengah yang tangguh.

Spanyol sering membuat lawan-lawannya frustrasi. Kesuksesan Spanyol bukan karena karakter, melainkan karena kekompakan dan kekuatan tim. Menurut saya, Cesc Fabregas menjadi peran kunci dari Spanyol. Adapun Italia, kekompakan mereka sudah dibangun sejak lama.

Mungkin Italia adalah tim dengan jumlah kemasukan gol paling sedikit di setiap turnamen Piala Eropa.Taktik bertahan atau catenaccio yang diterapkan, terbukti ampuh hingga saat ini. Tapi serangan balik Italia, sungguh ampuh. Menurut saya, dari sisi pertahanan, sampai saat ini Italia masih yang paling kuat.

Di tim Italia selalu ada sosok yang berperan sebagai pemersatu sekaligus penyemangat agar para pemain kompak. Ada nama-nama seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Gennaro Gattuso yang memiliki peran itu di eranya masing-masing.

Saya melihat peran itu sekarang ada pada Andrea Pirlo. Sebenarnya ada satu lagi tim yang menurut saya memiliki kekompakan dan kekuatan paling komplet, yakni Belanda. Sayangnya, Belanda kurang beruntung kali ini. Total football yang diterapkan Belanda sungguh luar biasa indah.

Mereka selalu mendominasi di setiap pertandingan dan selalu berhasil menciptakan peluang, tapi tak kurang bisa menciptakan gol. Dari empat tim yang tersisa, menurut saya, Jerman dan Spanyol yang memiliki kolektivitas paling bagus. Kekompakan inilah yang tidak dimiliki oleh tim-tim lainnya. Inggris misalnya yang terlalu bertumpu pada Wayne Rooney.

Publik Inggris juga menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi kepada Rooney, padahal Inggris tak hanya Rooney. Juga Swedia di mana peran Zlatan Ibrahimovic yang terlalu dominan, serta Rusia dan Ukraina yang terlalu mengandalkan pemain-pemain yang sudah berumur.

Meskipun tidak ada pemain seperti favorit saya, Gerd Mueller dan Lionel Messi yang memiliki skill luar biasa, low profile dan tenang, tapi saya yakin akan ada sosok yang bisa menyamai keduanya pada Piala Eropa kali ini. Hal yang tak kalah menarik dari Piala Eropa kali ini adalah antusiasme masyarakat Eropa.

Meskipun kondisi perekonomian Eropa kurang menguntungkan, juga kondisi politik di banyak negara Eropa sedang memanas, namun tak mengurangi daya tarik turnamen ini. Inilah yang patut dicontoh bahwa olahraga adalah olahraga dan tak ada kaitannya dengan gejolak ekonomi maupun politik. ●

JOHNNY DARMAWAN
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3543 seconds (0.1#10.140)