Pascabencana, Masjid Agung Syuhada Masamba Kembali Difungsikan

Jum'at, 24 Juli 2020 - 22:29 WIB
loading...
Pascabencana, Masjid Agung Syuhada Masamba Kembali Difungsikan
Masjid Agung Syuhada Masamba kembali difungsikan untuk pelaksanaan Salat Jumat setelah hampir dua pekan pasca-dilanda banjir bandang. Foto/SINDOnews/Chaeruddin
A A A
MASAMBA - Banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulsel, sempat melumpuhkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas di kantor pemerintahan. Sekitar 10 hari pascabencana, geliat aktivitas warga mulai terlihat meski di tengah keterbatasan dan masih banyaknya warga yang mengungsi di rumah keluarganya maupun tenda pengungsian.

Di jalan poros Radda dan Masamba juga masih disibukan dengan aktivitas pembersihan jalan, rumah warga, fasilitas umum lainnya oleh relawan, TNI, Polri, BNPB, Basarnas dan BPBD dari sejumlah daerah. Selain itu juga masih terlihat aktivitas pencarian korban di beberapa titik.

Pantauan SINDOnews, warga di sekitar jalan poros Radda dan Masamba sangat membutuhkan masker. Pasca banjir bandang, sisa lumpur sudah berterbangan dan menganggu aktitas masyarakat termasuk relawan yang bekerja disepanjang jalan.



Untuk diketahui, salah satu masjid yang terdampak banjir bandang cukup parah yakni Masjid Agung Syuhada Masamba. Ketinggian air dalam masjid mencapai perut orang dewasa dan di pekarangan masjid mencapai dada orang dewasa atau satu meter lebih.

Pengakuan Bilal Masjid Agung Syuhada Masamba, Kaswan. Pascabanjir bandang, Masjid Syuhada Masamba, akhirnya kembali difungsikan hari ini, Jumat (24/7/2020). Masyarakat Lutra kembali menunaikan ibadah Salat Jumat di masjid kebanggaan masyarakat Lutra ini.

"Baru difungsikan kembali, Salat Jumat hari ini. Pascabanjir, sejumlah barang milik masjid rusak, seperti karpet, mimbar, jam duduk, soundsystem, seperti speaker, mixer, mic, cat dinding masjid juga terkelupas," ujarnya.

Kaswan bercerita air masuk ke dalam masjid setinggi pinggang orang dewasa. Air mulai naik sekira pukul 20.00 WITA atau Ba'da Isya.

"Waktu kejadian tidak hujan di Masamba tepatnya di sekitar Masjid Syuhada, tidak ada tanda-tanda banjir. Namun demikian, sehari sebelumnya memang hujan deras dan banjir. Bahkan sudah 7 kali banjir sebelum banjir besar ini terjadi, sehingga sebagian warga memang sudah ada yang waspada dan antisipasi," ceritanya.



Informasi yang diperoleh Kaswan, sungai yang meluap yang menyebabkan banjir bandang di Luwu Utara yakni Sungai Meli, Sungai Masamba dan Sungai Sabbang atau Sungai Rongkong. "Yang paling parah merusak Masamba adalah aliran Sungai Masamba muara Sungai Maipi, sementara yang merusak Radda adalah Sungai Meli.

Lanjut Kaswan, bercerita, dirinya sebagai bilal tinggal di lantai dua Masjid Syuhada. Sehingga saat banjir dirinya tengah berada di masjid. "Saya di lantai dua masjid saat kejadian karena memang saya tinggal di sini. Saya hampir hanyut malam itu. Banyak warga yang mengungsi bersama saya di lantai dua malam itu," ujarnya.

"Tim datang evakuasi datang sekitar jam 10 malam menggunakan perahu karet, saya lihat ada yang pakaian tentara. Namun saya berkeras bertahan di masjid ini bersmaa beberapa warga. Kami bertekad jika memang masjid ini hancur dan roboh berarti kami ikut mati dan berharap mati syahid," pungkasnya.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2224 seconds (0.1#10.140)