Sejak Awal Tahun, BNN Sulsel Sudah Ringkus 15 Kurir Narkoba

Jum'at, 24 Juli 2020 - 21:57 WIB
loading...
Sejak Awal Tahun, BNN Sulsel Sudah Ringkus 15 Kurir Narkoba
BNN Sulsel saat melakukan rilis kasus selama satu semester terkait penangkapan pengedar narkoba. Foto: Sindonews/Faisal Mustafa
A A A
MAKASSAR - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, sudah mengamankan sebanyak 15 terduga pelaku penyalahguna dan pengedar narkoba selama satu semester tahun 2020.

Para tersangka tersebut berhasil diamankan setelah membongkar tujuh kasus sejak Januari lalu. Terbaru petugas mengamankan empat lelaki berinisial RB (24), AM (30), AK (35), dan HS (36), mereka diamankan di wilayah Kota Parepare dan Kabupaten Sidrap, Sulsel, bersama barang bukti 250 butir pil ekstasi, serta lima buah ponsel, Kamis (23/27/2020).

Pada pengungkapan tersebut, ratusan pil ekstasi diduga dipesan oleh AK dengan harga perbutirnya Rp210.000 dari seseorang di Kota Bekasa, Jawa Barat, yang kemudian dikirim melalui perusahaan jasa titipan di Kota Parepare.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan Brigjen Pol Drs Idris Kadir mengatakan, umumnya dalam satu semester pengungkapan pihaknya rata-rata mengamankan pil ekstasi dan tembakau sintetis. Rincian total ada 870 gram tembakau sintetis jenis gorilla dan 3.174 pil ekstasi.

"Dominan sistem kerjanya melalui pengiriman paket melalui jasa pengiriman asal barang dari Sumatera, Riau, dan Pulau Jawa. Kalau tersangka rata-rata dari Pinrang, Sidrap, dan Parepare. Pekerjaannya rata-rata petani, ada yang suami istri dan bahkan pelajar," ungkap Idris saat rilis di kantornya, Jumat (24/7/2020).

Dijelaskan, pengungkapan sendiri umumnya bekerjasama sama dengan Bea Cukai Sulbagsel serta masyarakat. Penindakan disebutkan dia, dilakukan dengan mematuhi penerapan protokol kesehatan COVID-19.

Terkait maraknya penggunaan jasa pengiriman atau ekspedisi untuk mendistribusikan barang haram tersebut, Idris mengaku dari hasil pendalaman penyelidikan ketika barang dikirim, pengetahuan petugas ekspedisi tidak mengetahui persis isinya barang yang dikirim.

"Hanya di tanya isinya apa, ya sudah. Hanya pengakuan dari pengirim, mereka (ekspedisi) tidak pernah bongkar, lebih-lebih kalau dipacking. Yah namanya bisnis kepercayaan, tidak mungkin mereka buka juga barangnya orang, hanya diberikan pernyataan barang tersebut di luar," jelas jenderal bintang satu itu.

Para tersangka, disebutkan Idris hanya berperan sebagai kurir, dan rata-rata tak mengetahui apa isi barang tersebut termasuk bos atau yang menyuruh mereka. Terlebih barang yang diantar rata-rata disamakan dan dikemas ulang ke dalam botol atau snack.

"Jadi sistem putus, karena memang mereka rata-rata sebenarnya hanya di peralat yah, hanya sebagai kurir. Barangnya dimasukan dalam botol creambath, ada yang snack wafer. Kalau ini modus lama, semuanya untuk menyamarkan " ungkapnya.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3070 seconds (0.1#10.140)