Pulau Buatan di Danau Tempe Sempat 'Hilang' Gegara Terendam Banjir

Kamis, 30 Juli 2020 - 22:17 WIB
loading...
Pulau Buatan di Danau Tempe Sempat Hilang Gegara Terendam Banjir
Nelayan saat berada di Danau Tempe. Revitalisasi Danau Tempe terus dilakukan, termasuk dengan membuat sejumlah pulau buatan. Foto: Istimewa
A A A
WAJO - Banjir yang melanda Kabupaten Wajo, Sulsel, tidak hanya merendam rumah warga. Pulau buatan hasil Revitalisasi Danau Tempe (RDT) tak luput dari terjangan banjir.

Salah seorang warga di Kecamatan Tanasitolo, Agus Said, mengatakan pulau buatan tersebut sempat hilang dari pandangan mata saat banjir melanda Kabupaten Wajo pada dua bulan yang lalu. Padahal Pemkab Wajo telah menyediakan konsep terpadu untuk pemanfaatannya.

"Pulaunya pernah tidak kelihatan. Tenggelam banjir," ujar Agus kepada SINDOnews, Kamis (30/7/2020).

Baca Juga: Revitalisasi Danau Tempe Wajo Ditarget Rampung April Mendatang

Bupati Wajo, Amran Mahmud, sebelumnya mengaku telah menggagas pembangunan pulau hasil pengerukan RDT atas arahan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.

"Rencananya pengembangan pertanian dan pariwisata, sekaligus konservasi lingkungan hidup. Kita bangun restoran terapung yang mobile di antar Pulau W9, W10, dan W11," sebutnya.

Pulaunya akan ditanami berbagai tumbuhan konservasi agar menjadi tempat tinggal burung-burung langka yang biasa singgah di Danau Tempe. "Nanti setelah surut, kami akan koordinasikan lagi dengan balai. Kelayakan pemanfaatannya lagi," tutupnya.

Tenggelamnya pulau buatan dengan anggaran ratusan miliar rupiah itu membuat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Wajo, Andi Pallawa Rukka, pun mempertanyakan konsep proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu.

"Berarti kurang tinggi. Harus direvisi konsepnya. Harus disesuaikan dengan konsep pengembangannya. Berbentuk rumah panggung," tuturnya.



Terkait adanya rencana revitalisasi tahap kedua, Andi Ukka-sapaan akrabnya berharap agar konsepnya lebih matang. "Supaya tidak sia-sia atau salah arah," harapnya.

Diketahui, proyek strategis ini dilaksanakan oleh KSO PT Nindya dan FAF dengan anggaran Rp283,98 miliar pada Desember 2016 lalu. Luas area pengerukan 242 hektare (Ha) dengan volume pengerukan 2,87 juta m3.

Hasil pengerukan lumpur dibuat menjadi tiga pulau berada berlokasi Desa Pak Kanna dan Assorajang Kecamatan Tanasitolo. Ketiganya, pulau W9 dan W10 dengan luas 18,14 Ha serta W11 11,14 Ha.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1598 seconds (0.1#10.140)