Skenario Sekolah Tatap Muka di Wilayah Sulsel Masih Dikaji

Rabu, 05 Agustus 2020 - 09:15 WIB
loading...
Skenario Sekolah Tatap Muka di Wilayah Sulsel Masih Dikaji
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel belum memutuskan kapan sekolah tatap muka bisa dibuka kembali di wilayah Sulsel. Kajian terkait skenario tersebut masih dilakukan, untuk mencegah penularan COVID-19. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel belum memutuskan kapan sekolah tatap muka bisa dibuka kembali di wilayah Sulsel. Kajian terkait skenario tersebut masih dilakukan, untuk mencegah penularan COVID-19. Baca : Soal Sekolah Tatap Muka di Bulukumba, Gubernur : Jangan Dulu, Kita Tunggu Dulu

"Jadi semua aktivitas di daerah termasuk bidang pendidikan, tidak boleh melakukan aktivitas sendiri tanpa sepengetahuan atau petunjuk gubernur selaku ketua gugus tugas atau satgas. Saya terus terang tidak mau ambil resiko anak-anak di sekolah sebelum ada kajian dari tim gugus untuk membolehkan," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Sulsel, Basri kepada SINDOnews, kemarin.

Ia menegaskan jika saat ini pihaknya masih memperpanjang masa belajar dari rumah masih sesuai surat edaran terakhir bernomor: 443.2/4599/Disdik yang diteken Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Kebijakan yang berlaku untuk semua jenjang pendidikan baik SD/SMP/SMA/SMK sederajat se-Sulsel, hingga perguruan tinggi ini dilakukan mulai 27 Juli hingga 8 Agustus 2020.

Untuk perpanjangan masa berlaku masa belajar dari rumah, akan dibahas lebih lanjut. Segala penetapannya melalui pertimbangan Gubernur Sulsel lewat gugus tugas. Tiap daerah, lanjut Basri, diharap tidak mengambil tindakan sendiri.

Terpisah, ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin mengungkapkan jika laju penularan COVID-19 di Sulsel belum sepenuhnya terkendali. Kasus harian baru terkonfirmasi positif masih bertumbuh, yang mempengaruhi angka positivity rate COVID-19.

Meski disatu sisi angka kesembuhan pasien COVID-19 mulai membaik, yang turut memberikan intervensi pada ditekannya angka kematian yang semakin menurun.

"Positivity rate Sulsel itu masih 15%, masih sangat rawan sebenarnya itu. Masih belum terkendali. Dikatakan terkendali kalau positivity rate dibawah 5%," ujar Ridwan yang dikonfirmasi, kemarin. Baca Juga : Update COVID-19 di Sulsel: 9.861 Positif, 6.780 Sembuh dan 328 Meninggal

Angka itu menjadi rujukan. Segala aktivitas yang akan dilakukan di tengah pandemi saat ini, pun mengacu pada pemetaan zona resiko COVID-19 di tiap wilayah. Untuk pembukaan aktivitas sekolah, salah satunya. "Pembukaan sekolah nanti kalau zona hijau dengan positivity rate di bawah 5%," sambungnya.

Berdasarkan data terakhir pemetaan zona resiko Gugus Tugas COVID-19 Sulsel per tanggal 18 Juli 2020, ada dua wilayah yang dilaporkan masuk zona hijau atau kategori terkendali, yakni Toraja Utara dan Wajo. Sedangkan zona merah (resiko tinggi), diantaranya Makassar, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Parepare, Luwu Timur, dan Bantaeng.

Selanjutnya ada tiga daerah yang masuk zona kuning (resiko rendah), yaitu Enrekang, Bone, dan Barru. Di luar dari itu, wilayah lainnya masuk zona orange (resiko sedang). "Kalau peta kerawanan Bulukumba termasuk zona sedang," papar Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1717 seconds (0.1#10.140)