Warga Simbang Budidayakan Tanaman Obat Penangkal COVID-19

Minggu, 09 Agustus 2020 - 21:10 WIB
loading...
Warga Simbang Budidayakan Tanaman Obat Penangkal COVID-19
Seorang ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Toga Mandiri memperlihatkan tanaman obat keluarga yang dibudidayakannya. Foto/SINDOnews/Najmi Limonu
A A A
MAROS - Pandemi COVID-19 membuat sejumlah warga berinovasi menciptakan ramuan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh guna menangkal virus. Seperti yang dilakukan warga Desa Simbang, Kabupaten Maros, yang gencar melakukan budidaya tanaman obat keluarga alias toga. Hasilnya, tidak dikonsumsi pribadi, tapi juga diperdagangkan dan sejauh ini cukup laku di pasaran.

Budidaya tanaman obat ini dilakukan oleh Kelompok Toga Mandiri yang didominasi ibu rumah tangga alias IRT. Mereka membudidayakan sejumlah tanaman obat tradisional. Mulai dari jahe merah, temulawak, serai hingga bawang dayak. Tanaman obat itu ditanam di lahan seluas 30 are milik warga Simbang yang dijadikan area pembudidayaan.



Ketua Kelompok Toga Mandiri, Mardiah, menuturkan tanaman obat yang dibudidayakan, mulai dari tanaman lokal maupun tanaman dari luar Sulsel. Budidaya tanaman obat ini sebenarnya sudah dilakoni sejak tiga tahun terakhir. Namun, selama masa pandemi COVID-19 , aktivitas budidaya makin gencar dilakukan.

Mardiah menyampaikan permintaan konsumen memang semakin meningkat selama pandemi. Pasalnya, tanaman obat ini diyakini mampu menigkatkan daya tahan tubuh.

"Selama masa pandemi COVID-19 , paling diminati itu jahe merah dan bawang dayak karena diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi selama pandemi jumlah penjualan meningkat, rata-rata perbulannya itu sekitar Rp2 juta lebih," ujar Mardiah, saat ditemui Koran SINDO di rumahnya, kemarin.

Dalam membudidayakan tanaman obat dan meramunya menjadi penangkal COVID-19, Kelompok Toga Mandiri mendapatkan pembinaan dari Puskemas Simbang.

Hal itu diakui Kepala Puskesmas Simbang, Ilyas Nur. Menurutnya, mereka mendapatkan pembinaan terkait cara dan dosisi dalam memanfaatkan berbagai jenis tanaman obat. Termasuk cara meminimalisir penggunaan obat kimia.

Baca Juga: Butuh Hand Sanitizer? Ada Produk Buatan UIN dari Tanaman Herbal

"Ini sudah berjalan cukup lama dan menjadi sarana untuk menambah pemasukan warga di sini. Selain untuk dikonsumsi pribadi, juga dikomersialkan. Ya penjualannya pun tidak hanya dari dalam daerah, tapi juga sudah keluar daerah, baik dalam bentuk obat, maupun bibit," kata Ilyas.

Puskesmas Simbang juga terus memberikan informasi terbaru terkait jenis tanaman apa saja yang bisa dikembangkan, termasuk cara meraciknya.

Sekedar diketahui, Desa Simbang pada 2018 berhasil menyabet posisi tiga dalam penilaian asuhan mandiri pemanfaatan tanaman obat keluarga di tingkat Sulsel.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2050 seconds (0.1#10.140)