Kisah Akrim, Pahlawan Kelistrikan Penyelamat Atlet Paralayang

Kamis, 20 Agustus 2020 - 10:30 WIB
loading...
Kisah Akrim, Pahlawan Kelistrikan Penyelamat Atlet Paralayang
Akrim Fajar, Petugas PDKB Manguni, UPT Manado yg kemarin aksi heroiknya menyelamatkan paralayang yang tersangkut di transmisi SUTT 150 kV. Foto : Istimewa
A A A
MAKASSAR - Jika di masa lalu makna kepahlawanan berarti angkat senjata, mengusir penjajah agar bangsa Indonesia merdeka, maka makna pahlawan masa kini adalah mereka yang mengisi kemerdekaan dengan dengan hal-hal bermanfaat untuk orang lain, serta memajukan bangsa dan negara. Baca : Kado 75 Tahun Merdeka, Dusun Bonto Panno Maros Akhirnya Dialiri Listrik

Akrim Fajar, seorang pemuda kelahiran Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan 28 tahun lalu. Sehari-hari Akrim mengabdikan diri menjadi seorang petugas pada tim Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan - Tegangan Tinggi (PDKB TT) di Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Manado .

Tak pernah disangka, di tengah riuhnya peringatan hari kemerdekaan dirinya harus menyelamatkan seorang atlet paralayang yang tersangkut pada jaringan SUTT 70 KV jalur Tomohon – Tasikria ketika melakukan atraksi dalam memeriahkan HUT RI ke 75. Dengan kemampuannya, Akrim dan seluruh Tim PDKB UPT Manado mampu menyelamatkan atlet paralayang yang tersangkut pada jaringan transmisi tersebut.

Dengan gagah berani, Akrim menaiki satu demi satu besi pada transmisi, memanjat dan merayap di atas kabel konduktor layaknya tokoh superhero “Spiderman”. Berkat upayanya atlet paralayang tersebut mampu dibawa turun dengan selamat. “Puji syukur kita bisa menurunkan dan menyelamatkan atlet paralayang yang tersangkut,” ujar Akrim.

Bukan perkara mudah menjalani hari-hari menjadi seorang teknisi PDKB, bekerja di tempat ketinggian mempertaruhkan nyawa demi listrik menyala. Kesehariannya memanjat dari satu tiang transmisi ke tiang transmisi lain yang tingginya sekitar 50 meter. Selain memanjat, dirinya juga harus berjibaku, merayap, bahkan berjalan diantara kabel-kabel bertegangan tinggi.

“Ya, kabel itu tentu saja bertegangan, bukan kabel mati. Tegangan dalam kabel itu 70.000 Volt atau lebih dari 300 kali tegangan yang ada dirumah kita. Kegagalan nol koma sekian persen saja dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Oleh karena itu safety menjadi kunci bagi kami,” ucap Akrim. Baca Juga : Cerita Akbar, Menjaga Perbatasan Papua Tetap Terang di Malam Hari

Dirinya mengakui pada awalnya tak pernah terbesit dalam benaknya untuk melakoni pekerjaan ini. Namun, kesempatan dan semangat untuk bermanfaat bagi orang lain lah yang membawanya pada pekerjaan ini. Bahaya yang ada disekitarnya tak pernah menyurutkan tekad akrim untuk terus melistriki negeri.

“Tanggung jawab ini memang besar karena nyawa taruhannya, tapi dari hati kami bangga bisa menjadi bagian dari PLN . Bekerja dan berjuang sebagai wujud bakti kepada negeri,” tegas Akrim . Baca Lagi : Kelompok Nelayan di Mamuju Dapat Perahu Gratis dari PLN

Akrim Fajar hanyalah satu contoh dari ribuan pahlawan kelistrikan yang menjaga detik-detik setiap nadi kehidupan. Hadirnya terang di rumah sakit, sarana pendidikan, rumah ibadah sampai terjaga hangatnya berkumpul bersama keluarga dirasakan akibat listrik menyala. Karena Inilah filosofi kemerdekaan yang sebenarnya, merdeka adalah ketika kita dapat memerdekakan dan menjadi manfaat bagi sesama.
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2628 seconds (0.1#10.140)