Kondisi Terkini : 7 Kabupaten/Kota di Sulsel Masuk Zona Merah COVID-19

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 06:51 WIB
loading...
Kondisi Terkini : 7 Kabupaten/Kota di Sulsel Masuk Zona Merah COVID-19
Perkembangan terbaru situasi COVID-19 di Sulsel, menempatkan beberapa wilayah masih masuk zona berisiko tinggi. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Perkembangan terbaru situasi COVID-19 di Sulsel, menempatkan beberapa wilayah masih masuk zona berisiko tinggi. Berdasarkan analisis dwi mingguan yang dilakukan oleh gugus tugas melalui indikator epidemiolog per tanggal 25 Agustus 2020, ada tujuh kabupaten/kota yang masuk zona merah. Baca Juga: COVID-19 yang dimaksud, diantaranya Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Luwu Timur, Sinjai, dan Sidrap. Sementara wilayah zona hijau atau daerah yang dianggap terkendali, baru satu daerah, yakni Toraja Utara.

Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengaku, pemetaan zona resiko penyebaran COVID-19 bersifat dinamis. Penentuan wilayah itu mempertimbangkan berbagai indikator, salah satunya melihat perkembangan angka Rt tiap daerah.

"Indikator untuk menentukan zona merah itu ada tiga, yaitu indikator epidemiologi yang dilihat dari Rt, indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Jadi masing-masing indikator itu ada itemnya dan diberi bobot. Semakin beresiko semakin rendah bobotnya," sebut Ridwan, kemarin.

Selain zona merah dan hijau, adapula pemetaan zona kuning (resiko rendah) sebanyak empat daerah, yaitu Kabupaten Enrekang, Wajo, Bulukumba, dan Barru. Lalu sisa 12 daerah lainnya dikategorikan masuk zona orange (resiko sedang). Baca Juga : Pemprov Susun Pedoman Protkes untuk Digunakan di Kabupaten/Kota se-Sulsel

"Perubahan peta risiko berdasarkan zonasi itu sangat dinamis berdasarkan indikator epidemiologi, sistem layanan kesehatan dan surveilans. Dengan begitu di zona manapun berada, protokol kesehatan harus tetap menjadi top prioritas dalam beraktivitas," tegas Ridwan.

Untuk menekan laju penularan ini, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini memegaskan penerapan protokol kesehatan menjadi langkah yang efektif saat ini. Kesadaran individu sangat diperlukan dalam aktivitasnya agar disiplin memakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak.

Adanya kasus penularan COVID-19 di Sulsel, karena masih adanya warga yang tidak taat protokol kesehatan. Tingkat kepatuhan masih rendah. Apalagi transmisi atau penularan virus saat ini sudah antar komunitas.

"Kasus COVID-19 kita sudah penularan tingkat komunitas. Pada penularan tingkat komunitas, walaupun tidak ada perpindahan penduduk, tapi transmisinya itu antar orang di wilayah itu sendiri. Jadi pemicunya interaksi intens antar satu dengan yang lain misalnya tanpa masker sehingga terjadi penularan," imbuh dia.

Sebagai upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 ini, program trisula yang selama dijalankan juga terus dimaksimalkan. Program yang disebut sebagai tiga upaya pengendalian COVID-19 , diantaranya, tracking massive, aggressive testing, hingga public health education.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menekankan, pada level individu untuk disiplin memakai masker masih perlu ditingkatkan. Terutama pada saat keluar rumah atau kontak dengan orang lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1654 seconds (0.1#10.140)