Salah Kebijakan, Potensi Perikanan Hilang : Wilayah Ini Jadi Kuburan Kapal

Minggu, 30 Agustus 2020 - 08:36 WIB
loading...
Salah Kebijakan, Potensi Perikanan Hilang : Wilayah Ini Jadi Kuburan Kapal
Pernah mendengar kuburan kapal? yup, tempat tersebut tenyata benar-benar ada di dunia terletak di Kota Moynaq, wilayah Uzbekistan. Foto : Istimewa
A A A
MAKASSAR - Pernah mendengar kuburan kapal ? yup, tempat tersebut tenyata benar-benar ada di dunia terletak di Kota Moynaq, wilayah Uzbekistan. Asal muasal kuburan laut ini tenyata karena kekeliruan pemimpin Soviet menerapkan pengelolaan wilayah. Baca : Kisah Para Budak yang Harus Kenakan Topeng Pemakan Kotoran agar Tak Makan Berlebihan

Dahulu kala, Kota Moynaq dikenal akan kegiatan perikanannya yang di masa lalu yang ditunjang oleh keberadaan Laut Aral. Meski disebut laut, Aral sejatinya merupakan danau yang memiliki luas 68 ribu kilometer persegi, sehingga dinobatkan sebagai danau air tawar terluas keempat di dunia.

Penduduk setempat menggantungkan hidupnya dengan menangkap ikan sebagai nelayan.Tak hanya itu, melimpahnya air yang ada di Laut Aral membuatnya menjadi pemasok air tawar bagi wilayah utara Uzbekistan dan bagian selatan Kazakhstan.

Sayang, potensi tersebut mendadakhilang karena salah kelola hingga perlahan air menyusut drastis. Penyusutan air terjadi karena kebijakan keliru pemimpin Soviet atas pengelolaan wilayah setempat yang kala itu dijabat oleh Khrouchtchev. Baca Juga : 100 Perang Tak Pernah Kalah, Dialah Manusia Berjuluk Pedang Allah yang Terhunus

Atlas Obscura melansir jika keputusan untuk mengalihkan saluran dari sungai Amu Darya dan Syr Darya merupakan pemasok debit air ke dalam Laut Aral ternyata memiliki konsekwensi panjang. Pengalihan air seharusnya mengaliri saluran irigasi wilayah gurun di laut Aral, guna menghidupi pertanian kapas dan gandum.

Buntut pengalihan tersebut debit air Laut Aral diperkirakan berkurang 25 sampai 75 persen sehingga membuat danau mulai surut. Melihat kondisi itu, mau tak mau penduduk Moynaq mulai meninggalkan profesi nelayan mereka dan pindah ke wilayah lain. Hal ini membuat kapal-kapal mereka juga terbengkalai dan ditinggalkan begitu saja.

Tahun demi tahun, kapal-kapal yang terbengkalai di atas padang pasir perlahan berkarat dan tertutup debu, layaknya kuburankapal yang gersang dan tak berpenduduk. Baca Lagi : Bersama Kapal Berbentuk Kura-kura, Yi Sun Tumpas Jepang Selama 7 Tahun
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1350 seconds (0.1#10.140)