Jaksa AS Bakal Perberat Hukuman pada Polisi Pembunuh George Flyod

WASHINGTON - Kasus pembunuhan George Floyd terus bergulir, bahkan dilaporkan Jaksa mencoba mencari hukuman yang lebih keras dari biasanya untuk empat mantan petugas polisi Amerika Serikat (AS) yang saat ini jadi terdakwa.

Terlebih pembunuhan atas George Floyd tersebut dinilai bahwa mereka menunjukkan "kekejaman khusus" kepada orang Afrika-Amerika.



Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa kantor jaksa agung Minnesota akan membuktikan bahwa ada sejumlah faktor yang memberatkan, termasuk bahwa Derek Chauvin berlutut dan menekan leher Floyd selama hampir sembilan menit saat pejalan kaki, termasuk banyak anak, melihat Floyd memohon untuk hidupnya dan kemudian menyaksikan dia meninggal.

“ George Floyd , korban, sangat rentan karena petugas telah memborgolnya di belakang punggung dan kemudian meletakkan dadanya di trotoar dan Floyd dengan jelas, dan berulang kali mengatakan kepada petugas bahwa dia tidak bisa bernapas,” bunyi dokumen pengadilan tersebut, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (30/8/2020).

Chauvin, jelas dokumen tersebut, menunjukan kekejaman yang ditujukan khusus terhadap orang Afrika-Amerika, serta rasa sakit yang tidak beralasan saat dia menyalahgunakan posisinya.

“Terlepas dari permohonan Floyd bahwa dia tidak bisa bernapas dan akan mati, serta permohonan para saksi mata untuk melepaskan Tuan Floyd dan membantunya, terdakwa dan rekan-rekannya terus menahan Tuan Floyd ," ucapnya.

"Tiga atau lebih tersangka secara aktif berpartisipasi dalam pembunuhan itu," imbuhnya dan mengatakan ini akan membenarkan hukuman yang lebih lama terhadap keempat mantan polisi tersebut.