Rahasia Salat Malam di Bulan Ramadhan, Mestikah Diawali dengan Tidur?

Minggu, 03 Mei 2020 - 03:15 WIB
loading...
Rahasia Salat Malam di Bulan Ramadhan, Mestikah Diawali dengan Tidur?
Salat malam di bulan Ramadhan dalam konteks tahajjud sifatnya mesti tarawih, mesti tenang, harus ada getaran kepada jiwa. Foto/ist
A A A
Setiap salat yang diawali dengan tidur kemudian bangun istilah Arabnya disebut Tahajjada. Sifatnya disebut Tahajjud. Seseorang yang mengerjakan salat ini di malam hari setelah tidur dinamakan salat Tahajjud. Nama umumnya disebut dengan Qiyamullail.

Ustaz Adi Hidayat (Direktur Quantum Akhyar Institute) menjelaskan, salat malam di bulan Ramadhan dalam konteks tahajjud sifatnya mesti tarawih, mesti tenang, harus ada getaran kepada jiwa. Apabila dikerjakan sebelum tidur setelah salat Isya maka disebut dengan qiyamullail dengan nama Tarwihah atau Tarawih.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengatakan "Man tahajjada fii Ramadhan (siapa yang bangun tahajjud saat Ramadhan), ghufira lahu maa taqaddama min dzambih (maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu sepanjang ia kerjakan dengan penuh keimanan dan keikhlasan).

"Mudah, tapi kita kesulitan mengerjakannya karena mesti tidur dulu baru bangun malamnya. Apa setiap orang terbiasa bangun pertengahan malam? Ketika Nabi mengatakan 'qaama qiyam', maka ini seakan-akan memberikan fleksibilitas kepada kita. Ada pekerjaan boleh tunaikan malamnya nanti, boleh tidur dulu baru bangun nanti," terang Ustaz Adi Hidayat dalam tausiyah onlinenya, kemarin.

Jika ada yang tidak kuat bangun malam karena besok mempersiapkan pekerjaan, atau khawatir terlampau awal bangunnya sahur besoknya malah ngantuk, silakan tunaikan ba'da Isya. Inilah kemudahan untuk kita pilih mana yang bisa kita lakukan.

Ada pertanyaan, bagaimana dengan situasi PSBB sekarang? Ustaz Adi Hidayat mengatakan tidak perlu panik. Dalam Islam tidak ada persoalan yang tidak punya solusi. Hebatnya Islam semua masalah ada jawabannya baik isyarat di Al-Qur'an, penjelsan hadis, ijma' ulama, ada hukum qiyas. Bahkan apa yang belum kita tanyakan, Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam sudah mencontohkan 15 abad lalu.

Bukankah kebanyakan salat tarawihnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dikerjakan di rumah? Beliau SAW berkomentar saya tidak banyak ke masjid tidak rutin ke masjid khawatir nanti menjadi wajib bagi umatku dikerjakan di masjid.

Sebagai rahmat untuk kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam membagi terkadang dikerjakan di rumah, terkadang di masjid. Dan apa yang dikerjakan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam di rumah itu tidak berbeda dengan dikerjakan di masjid.

Salat malamnya tetap sama 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Sama halnya yang dikerjakan kaum muslimin di masjid, kini dipindahkan ke rumah. Yang penting sifat jamaahnya jangan dihilangkan. Bukankah kita bisa berjamaah dengan istri atau dengan anak di rumah? Jika belum menikah, silakan ajak kawan anda di kontrakan kosan. Sepanjang hati khusyu, insya Allah salatnya diterima.

Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1775 seconds (0.1#10.140)