Polisi Dalami Laporan Mahasiswi UIN Alauddin Makassar Korban VC Cabul

Senin, 28 September 2020 - 18:18 WIB
loading...
Polisi Dalami Laporan Mahasiswi UIN Alauddin Makassar Korban VC Cabul
Direktur LBH APIK Sulsel, Rosmiati Sain. Foto: SINDOnews/Faisal Mustafa
A A A
MAKASSAR - Jajaran Subdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Sulsel mulai mendalami laporan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang menjadi korban teror video call (VC) cabul melalui aplikasi WhatsApp.

Kasus ini diadukan pada Sabtu 26 September lalu ke Polda Sulsel. Total, ada 12 mahasiswi yang jadi korban VC cabul ini.



Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Widony Fedri mengatakan, pihaknya sementara melakukan pengumpulan bahan keterangan dari para korban dari penelepon gelap yang memamerkan alat kelamin laki-lakinya.

"Sudah kita terima laporannya, sementara kita proses pendalaman dahulu," kata Widony kepada SINDOnews, Senin (28/9/2020) melalui pesan WhatsApp.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, pendalaman dilakukan untuk mencari keterangan lanjutan terkait kejadian yang menimpa mahasiswi UIN Makassar, di antaranya El, Fh, Ul, dan Fr.

"Yang Fh kan itu pelapor utama, masih kita kumpulkan keterangan, bukti-bukti dan sarana yang digunakan. Informasi yang kami terima ada 12 mahasiswi yang jadi korban. Makanya kita periksa saksi-saksi dulu. Belum (penyelidikan) masih kumpulkan bahan data keterangan," jelas dia.

Terpisah Direktur LBH APIK Sulsel, Rosmiati Sain meminta kepolisian untuk segera merampungkan proses awal dari pengaduan yang diterima, lalu membuat laporan polisi (LP) sehingga bisa melegitimasi proses perkara lebih lanjut.

"Kan baru aduan belum ada nomor perkaranya, tapi dari LBH APIK mendorong supaya ini di-LPkan, kalau sudah bentuk LP artinya sudah resmi diproses di kepolisian karena sudah cukup bukti dan saksi yang mendukung," ucap Rosmiati ditemui di ruang kerjanya.

Dia menyebutkan, dari belasan korban yang menjadi korban umumnya setelah diteror VC cabul, langsung menghapus pesan dari terduga pelaku, padahal seharusnya itu bisa jadi barang bukti. Terlebih beberapa korban ada yang sudah berkali-kali diteror.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1234 seconds (0.1#10.140)