Penghulu Wanita di Surga, Sayyidah Fatimah Wafat di Bulan Ramadhan

Rabu, 06 Mei 2020 - 16:11 WIB
loading...
Penghulu Wanita di Surga, Sayyidah Fatimah Wafat di Bulan Ramadhan
Sayyidah Fatimah wafat pada tanggal 3 Ramadan tahun 11 Hijriah dalam usia 28 tahun. Ilustrasi/Ist
A A A
SIAPA yang tidak mengenal Sayyidah Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam (SAW) ini. Tepat pada tanggal 3 Ramadhan 11 Hijriah, Sayyidah Fatimah menghembuskan nafas terakhir.

Wafatnya Sayyidah Fatimah adalah sebuah misteri. Pasalnya tidak ada riwayat yang pasti mengenai penyebab dari meninggalnya putri Rasulullah ini. Bahkan letak pusaranya juga tidak diketahui. Namun sejak wafatnya Rasul, Sayyidah Fatimah adalah orang yang paling terpukul. Ia tidak lagi makan, minum, bahkan tertawa.

Sayyidah Fatimah radhiallahu ‘anha wafat enam bulan setelah Rasulullah SAW. Beliau menyusul ibunda (Khadijah) dan ayahanda (Rasulullah).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Rasulullah mengabarkan pada Fatimah, bahwa ia adalah orang pertama dari keluarganya yang akan menyusulnya. Beliau berkata kepada Fatimah, "Tidakkah engkau ridha, menjadi penghulu wanita di surga?"

Beliau adalah putri bungsu Nabi. Tidak ada lagi anak Rasulullah yang masih hidup kecuali Sayyidah Fatimah. Karena itu, Allah besarkan pahala untuknya. Dialah (satu-satunya anak Nabi yang merasakan kehilangan Rasulullah.” (Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, 6/365).

Dalam Irshad: Wisdom of a Sufi Master (1988), setelah mandi, Sayyidah Fatimah mengenakan pakaian yang bagus lalu pergi tidur. Ia berbaring di sebelah sang suami dan berpesan bahwa kematiannya sudah dekat dan tidak ingin dimakamkan dengan upacara pemakaman. Sayidina Ali hanya bisa menangis mendengar istrinya mengatakan hal tersebut. Namun waktu salat sudah tiba, Sayidina Ali pun bergegas pergi ke mesjid.

Pada saat Sayyidina Ali berada di masjid itulah Sayyidah Fatimah meninggal. Kedua anaknya Hasan dan Husein segera bergegas menyusul sang ayah. Sayyidina Ali pun kembali dengan penuh duka. Ia kemudian memakamkan istrinya sesuai dengan permintaan terakhir sang istri. Tidak ada pelayat atau kerabat dekat dalam pemakaman tersebut.

Di saat Sayyidina Ali memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan berkata: "Wahai ayahku, gerangan apakah yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa?"

Sayyidina Ali menjawab: "Wahai putraku Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Kelak jika putriku Fatimah telah tiada wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya di liang lahat. Dan demi ALLAH wahai Hasan putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah SAW menerima jasad ibumu Fatimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah SAW menciumi wajah ibumu Fatimah".

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: "Wahai Rasulullah SAW, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang dimana setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fatimah Az-Zahra".

"Ya Allah, Kumpulkan kami Bersama Keluarga Suci Rasulullah kelak di Hari Kiamat Nanti"

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersada,

أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ: خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

“Wanita-wanita terbaik di surga yaitu; Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam bintu Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Firaun.” (HR. Ibnu Abdil Bar, al-Isti’ab 2/113).

Sosok Teladan
Sayyidah Fatimah merupakan sosok teladan muslimah yang begitu mulia. Dalam hadis riwayat Bukhari dalam Sahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab Manaqib Qarabah, Rasulullah bersabda, “Fatimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”

Dalam hadis Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I halaman 518 , Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI halaman 282, Mustadrak Al Hakim jilid III halaman 156, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari umat ini atau wanita mukmin.”

Sayyidah Fatimah Az Zahra adalah putri terakhir dari pernikahan Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid. Ia lahir 5 tahun sebelum Rasul mendapatkan kenabiannya.

Masa Kecil
Sejak kecil, Sayyidah Fatimah telah menunjukkan keberaniannya. Di masa awal kenabiannya, Rasul pernah beribadah di depan Ka’bah. Dan ketika ia melakukan sujud, beberapa orang Quraisy menumpahkan kotoran unta di atas punggungnya. Mereka tertawa terbahak-bahak.

Melihat ayahnya diperlakukan seperti itu, Fatimah kecil langsung berlari menuju sang ayah dan menghardik orang-orang Quraisy tersebut.

Mereka pun membubarkan diri karena malu. Fatimah menangis melihat ayahnya diperlakukan seperti itu. Rasulullah menenangkan dirinya dan mengatakan bahwa ia akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2838 seconds (0.1#10.140)