Suriah Cemooh Sistem Rusia S-300 Tak Efektif Hadang Rudal Israel

Kamis, 07 Mei 2020 - 04:01 WIB
loading...
Suriah Cemooh Sistem Rusia S-300 Tak Efektif Hadang Rudal Israel
Sistem anti-rudal S-300 dipamerkan di Moskow, 4 Mei 2009. Foto/REUTERS/Alexander Natruskin
A A A
DAMASKUS - Militer Suriah mengkritik sistem pertahanan rudal buatan Rusia, S-300, yang tidak efektif menghadapi serangan udara Israel.

Sikap Suriah itu diungkap oleh media Rusia, Avia pro. Sumber militer Suriah menyatakan radar yang digunakan pada S-300 dan sistem Pantsir-S terbukti tidak mampu mendeteksi dan menembak rudal jelajah Israel pada beberapa kejadian.

“Sistem pertahanan udara Rusia lainnya yang digunakan dalam infrastruktur militer Suriah bahkan lebih terbelakang seperti sistem pertahanan udara S-125, Osa dan Igra,” papar laporan itu, dilansir Middle East Monitor.

Ini bukan spekulasi pertama tentang efektivitas sistem pertahanan udara itu, karena dibuat pada era Soviet dan disuplai pada aliansi Baathist Suriah dari 1960-an hingga 1980-an.

Semua itu tak dapat dibandingkan dengan sistem terbaru Rusia yang dibuat seperti S-400.

Sejumlah radar, menurut laporan dibuat dan dikirim oleh China dalam beberapa tahun terakhir, seperti sistem jarak jauh JY-27 dan JYL-1, serta radar LLQ120 yang mendeteksi target ketinggian rendah.

Radar itu menurut militer Suriah berhasil mendeteksi rudal Israel dan membantu kesuksesan beberapa sistem pertahanan udara Rusia. Potensi solusinya, menurut Avia pro adalah mengimpor lebih banyak radar dari China untuk digabungkan dengan rudal Rusia.

Selama perang sipil di Suriah, Israel secara rutin melancarkan serangan udara untuk menghancurkan situs militer, pangkalan dan fasilitas milik Iran dan proksinya yang mendukung rezim Bashar al-Assad.

Israel ingin mencegah pembentukan koridor darat dari Irak melalui Suriah ke Lebanon yang Iran dapat mengirim persenjataan, peralatan dan pejuang.

Serangan terbaru dilakukan helikopter Israel yang menembaki beberapa lokasi di Suriah selatan. Insiden lain terjadi saat rudal mengenai lokasi militer di kota Homs hingga mengakibatkan sejumlah ledakan.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)