Debat Pilwalkot Makassar, Paslon Akan Adu Strategi Penanganan COVID-19

Senin, 19 Oktober 2020 - 08:30 WIB
loading...
Debat Pilwalkot Makassar, Paslon Akan Adu Strategi Penanganan COVID-19
Komisioner Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KPU Kota Makassar, Endang Sari. Foto : SINDOnews/Luqman Zainuddin
A A A
MAKASSAR - Debat pasangan calon (paslon) pilwalkot Makassar 2020 dijadwalkan berlangsung sebanyak tiga kali. Dua kali pada bulan November, kemudian sekali pada bulan Desember. Hal itu disampaikan Komisioner KPU Kota Makassar , Endang Sari.

"Kami di KPU Makassar merencanakan debat digelar sebanyak tiga kali," kata Endang melalui sambungan telepon, Ahad (18/10/2020).



Hanya saja kata Endang, jadwal pastinya belum ada. Pihaknya juga belum melakukan rapat bersama empat komisioner lainnya dan pihak terkait.

"Dua kali (debat paslon) di bulan November, awal dan akhirnya. Lalu debat ketiga di awal Desember. Tanggal belum ada, nanti kami informasikan kalau sudah ada," kata Endang.

Dia menuturkan, di antara tiga kali agenda debat tersebut, ada materi khusus yang harus dibahas oleh peserta debat. Paslon akan dimintai pandangannya mengenai kebijakan, strategi penanganan, pencegahan dan pengendalian COVID-19 .

"Jadi kebijakan dalam penanganan COVID itu pasti masuk dalam debat. Tapi kita belum tahu di mana, apakah di debat pertama, kedua atau ketiga," ujar Endang.

Materi kebijakan penanganan COVID-19 memang masuk dalam PKPU 13 Tahun 2020 pada Pasal 59 huruf g. Tapi selain itu, Paslon juga akan dimintai pandangannya terkait visi misi mereka meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat; memajukan daerah; peningkatan pelayanan kepada masyarakat; penyelesaian persoalan daerah; menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten/kota dan provinsi dengan nasional; serta memperkokoh NKRI dan kebangsaan.



Dalam debat tersebut, Paslon juga tetap dilarang membawa massa. Paslon hanya boleh ditemani oleh maksimal empat orang dari tim kampanye. Bahkan, komisioner Bawaslu juga hanya boleh hadir maksimal dua orang saja.

"Pasti (ada pembatasan massa). Sangat terbatas yang bisa masuk," tambah Alumni S1 Ilmu Politik 2004 Universitas Hasanuddin ini.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)