Sungai Jadi Cerminan Peradaban, BNPB: Jangan Sampai Punah

Selasa, 20 Oktober 2020 - 14:10 WIB
loading...
Sungai Jadi Cerminan Peradaban, BNPB: Jangan Sampai Punah
Hamparan tumpukan sampah menumpuk di Kali Blencong, Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jumat (2/10/2020). FOTO/SINDOnews/Abdullah M Surjaya
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , Doni Monardo menyampaikan bahwa sungai itu adalah cerminan dari peradaban . Air adalah kehidupan, sehingga menjadi sesuatu yang berharga. Sampai kapan pun orang membutuhkan air yang berkualitas, sehingga, tidak boleh mata air itu menjadi punah.

"Jadi 85% tubuh kita itu adalah air. Dan ketika kita ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia mendapatkan manusia yang berkualitas, ya sudah sewajarnya itu diperoleh dengan cara mendapatkan air minum yang bersih dan makanan yang juga bernutrisi, berprotein serta berkualitas. Sangat disayangkan ketika kita membiarkan mata air itu punah," kata Doni dalam diskusi secara virtual "Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi" dari Telaga Saat, Megamendung, Bogor, Selasa (20/10/2020).

Doni menceritakan saat menjadi Panglima Kodam Siliwangi di Jawa Barat, ia mendapatkan laporan, khususnya di cekungan Bandung. "Terjadi penurunan jumlah mata air sampai dengan 50% dari tahun 2000-an awal sampai tahun 2015, waktu itu hasil survei yang dilakukan oleh teman-teman dari PUPR. Itu menunjukkan bahwa betapa terjadinya kerusakan luar biasa sehingga sumber-sumber mata air itu hilang, punah," katanya. ( )

"Dan jangan sampai kelak di kemudian hari, karena kita generasi hari ini, yang hidup hari ini tidak mau menjaga lingkungan, maka bukan lah mata air yang akan datang tetapi air mata. Inilah yang harus kita hindari," ujarnya.

Doni juga menegaskan bahwa sungai adalah peradaban. "Jadi kita lihat kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara itu menggunakan nama sungai untuk menjadi nama Kerajaan. Contoh misalnya Kerajaan Tarumanegara, maka itu diambil dari nama Citarum. Nama Citarum itu adalah nama pohon tarung. Nah pohon tarung ini nyaris punah di sepanjang Sungai Citarum," katanya.

Ia pun mengajak untuk belajar sejarah belajar tentang masalah masa lalu, peradaban bangsa Indonesia. "Sehingga kelak ketika kita mengurus sungai sebenarnya kita telah menimbulkan semangat kepahlawanan bagi tokoh-tokoh yang ada di berbagai daerah. Karena sungai-sungai ini awalnya, dulunya ada tempat transportasi ya," kata Doni. ( )

"Jadi ketika kita hari ini sama-sama tergerak hati untuk bisa menjaga sumber air, menjaga mata air dan juga memperhatikan masalah lingkungan terutama sungai maka kita telah memberikan sebuah nilai tambah bagi generasi akan datang. Tapi kalau kita tidak memperhatikan ini maka kita telah menimbulkan persoalan bagi generasi yang akan datang," kata Doni.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)