UGM Hasilkan Alat Tes Cepat Deteksi COVID-19

Kamis, 29 Oktober 2020 - 00:19 WIB
loading...
UGM Hasilkan Alat Tes Cepat Deteksi COVID-19
Menteri Riset dan Teknologi, Prof Bambang Brodjonegoro dalam Konferensi Pers yang diadakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (20/10/2020).
A A A
JAKARTA - Pandemi disambut inovasi. Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/ BRIN) membentuk konsorsium riset inovasi. Konsorsium yang melibatkan perguruan tinggi, lembaga penelitian, dunia usaha, industri swasta, BUMN, serta berbagai unsur pemerintah telah membuahkan hasil.

Beberapa bahkan sudah diproduksi. Beberapa di antaranya membuat Rapid Diagnostic Test, Polymerase Chain Reaction (PCR) Test Kit dan Ventilator. Tentunya yang sedang didalami, adalah riset Vaksin Merah Putih.

“Rapid test atau tes cepat berbasis antibodi produksinya sudah mencapai 350.000 unit per bulan. Diperkirakan dalam beberapa bulan mendatang jumlahnya bertambah mencapai satu juta unit per bulan,” kata Menteri Riset dan Teknologi, Prof Bambang Brodjonegoro dalam Konferensi Pers yang diadakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (20/10/2020).

Menristek menjelaskan bahwa alat tes cepat deteksi dari COVID-19 yang dinamakan GeNose adalah hasil inovasi dari Universitas Gajah Mada. Alat analisa atau deteksi virus COVID-19 ini menggunakan hembusan napas. Kelebihan alat ini adalah akurasinya mencapai 97 persen dibandingkan PCR yang merupakan gold standard dan harganya relatif murah. Untuk Rapid test berbasis antigen atau rapid swab test dengan teknologi RT Lamp yang dikembangkan oleh LIPI diupayakan selesai pada akhir 2020.

Produk inovasi lain yang sukses diproduksi yaitu PCR test kit hasil kerja sama dengan PT Bio Farma, produksinya sudah mencapai satu setengah juta unit per bulan. Ada juga produk inovasi Mobile lab BSL 2. Sekarang sedang dimodifikasi lagi supaya tidak hanya berbentuk kontainer.

Produk ini membantu meningkatkan jumlah testing di berbagai daerah yang mengalami lonjakan kasus. Beberapa rumah sakit sudah memakainya. Sedangkan ventilator sudah diproduksi oleh industri, dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia, dan mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Bravo Indonesia.
(alf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0980 seconds (0.1#10.140)