Ternyata Ini Motif Remaja di Gowa Nekat Minum Racun hingga Tewas

Selasa, 03 November 2020 - 14:53 WIB
loading...
Ternyata Ini Motif Remaja di Gowa Nekat Minum Racun hingga Tewas
Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir saat melakukan prescon terkait motif siswi SMA di Gowa nekat minum racun hingga tewas. Foto: Sindonews/Herni Amir
A A A
GOWA - Jajaran Polres Gowa mengungkap motif bunuh diri dengan cara minum racun , yang dilakukan salah seorang siswa SMA di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa belum lama ini.

Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir mengatakan, dari hasil keterangan para saksi ditemukan fakta bahwa korban mengakhiri hidupnya karena kecewa akibat tidak terpenuhinya permintaan pembelian sepeda motor.



"Selain itu korban juga sering berhalusinasi dimana dari keterangan orang tua korban menjelaskan sering bermimpi seperti layaknya orang mati (diusung jenazahnya dan dimandikan)," ungkapnya saat jumpa pers di Mako Polres Gowa , Selasa, (3/11/2020).

Untuk mengungkap mitif bunuh diri tersebut, sejauh ini lanjut Kasat, pihak penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 9 orang saksi diantaranya orang tua korban, tante korban, wali kelas, guru kurikulum, kepala sekolah, rekan-rekan korban.

"Jadi terkait dugaan awal korban meninggal dunia disebabkan karena adanya beban berat akibat belajar daring adalah tidak benar," terangnya.

Dia juga menegaskan, jika hasil pemeriksaan handphone milik korban, tidak ditemukan adanya fakta dari isi chatting korban yang mengarah terkait hubungan asmara, termasuk proses belajar daring.

Diketahui, mayat siswa perempuan yang duduk di kelas 2 SMA itu, ditemukan di dalam kamar pascameminum racun rumput merk Dangke.

Dalam kesempatan itu, Kasat Reskrim juga mengucapan turut berduka cita kepada pihak keluarga.



Dalam kesempatan yang sama, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Makassar Gowa Fitri Ari Utami menjelaskan, jika pihak sekolah selama ini tidak melakukan pembelajaran daring/online .

Hal tersebut dilakukan, mengingat sulitnya akses jaringan internet di wilayah tersebut. Sehingga, proses belajar dilakukan secara luring yaitu dengan menggunakan modul yang dibagikan oleh masing-masing guru mata pelajaran kepada seluruh siswa.

"Hasil jawaban siswa kemudian dikirim dalam bentuk tulisan yang selanjutnya diserahkan kembali ke pihak guru," ungkap Fitri Ari Utami.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2800 seconds (0.1#10.140)